Selasa, 09 April 2013

Seminar Bsi

MENUMBUHKEMBANGKAN PESONA BAHASA INDONESIA DI KALANGAN SISWA
Oleh: Gigih Wahyu Wijayanti
1.      PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia beruntung memiliki bahasa Indonesia yang berkududukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia digunakan sebagai lambang identitas nasional, lambang kebanggaan nasional, alat pemersatu bangsa dan alat komunikasi antarsuku bangsa. Sedangkan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa administrasi negara, bahasa pengantar di lembaga pendidikan dan sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
Keberhasilan bangsa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara tak terlepas dari perjuangan pemuda generasi tahun 20-an melalui ikrar Sumpah Pemuda. Ikrar Sumpah Pemuda merupakan peristiwa penting sebab melibatkan kepentingan kehidupan nasional dan generasi muda. Sumpah Pemuda juga menyatakan kebulatan tekad sosial, budaya dan politik yang menjiwai perjuangan generasi Indonesia pada masa sekarang. Karena itu, Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah yang amat penting, baik pada masa itu dan lebih-lebih bagi pertumbuhan bangsa Indonesia di masa sekarang dan mendatang
Masalah pembinaan bahasa Indonesia adalah masalah yang menyangkut pemeliharaan bahasa Indonesia. Sedangkan salah satu wujud pembinaan bahasa Indonesia adalah terselenggaranya pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh masyarakat Indonesia. Namun, pada kenyataannya di lapangan, bahasa Indonesia sering kali dipandang sebelah mata oleh para masyarakat. Hal itu terlihat dari kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah yang sering kali dinomor duakan. Oleh karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai: (A) hal yang mendasari pesona bahasa Indonesia perlu ditumbuhkebangkan, (B) cara menumbuhkembangkan pesona bahasa Indonesia, (C) kendala yang dihadapi, dan  (D) cara mengatasi kendala yang ada.


2.      PEMBAHASAN
A.    Hal yang Mendasari Pesona Bahasa Indonesia Perlu Ditumbuhkembangkan
Dilihat dari segi kebahasaan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat multibahasa dengan derajat bilingualitas yang berbeda untuk masing-masing bahasa yang dikuasai. Kondisi multi bahasa ini juga akan tampak dalam pendidikan sekolah. Siswa-siswa Indonesia datang dari masyarakat multibahasa, setiap siswa menjadi model bilingual disekolahnya masing-masing.
Sesampai di sekolah para siswa dikondisikan dalam satu masyarakat yang monolingual, yakni kondisi masyarakat sekolah dengan monolingual bahasa Indonesia. Peralihan dan pengalihan dari kondisi multibahasa ke masyarakat monolingual mempengaruhi sikap dan kesiapan dalam berbahasa dan belajar bahasa. Terciptalah ketegangan bahasa pada diri siswa. Terjadi satu kondisi dan konteks tarik menarik antara bahasa daerah atau dialek bahasa Indonesia pada satu pihak dan berbahasa Indonesia pada pihak lain. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya kesulitan bagi siswa dalam menerapkan pembelajaran bahasa dalam komunikasi antar teman di lingkungan sekolah mereka.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang menyebabkan bahasa Indonesia perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi itu antara lain:
a.       Sikap berbahasa yang kurang memenuhi kaidah
Banyak orang menganggap bahwa dalam berbahasa itu yang terpenting ialah asal kawan bicara dapat menangkap maksud pembicara. Hal itu mengakibatkan semakin menjauhkan kita dari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, kebanyakan orang tidak mau memperbaiki kesalahannya saat ia telah melakukan kesalahan dalam berbahasa, kebiasaan kita memakai bahasa campur-campur.
b.      Situasi kebahasaan di Indonesia
Ada banyak bahasa daerah di Negara Indonesia sehingga menimbulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional menjadi dinomorduakan.
c.       Masalah keduniabahasaan
Perkembangan zaman yang semakin tajam membuat penggunaan bahasa nasional pun semakin memudar tertutupi oleh bahasa internasional.
d.      Kalangan remaja atau ABG yang sekarang juga dinilai labil dalam pergaulan dan tingkah berbicara, sehingga hal-hal kecil saja yang sebenarnya sepele menjadi hal yang dibenarkan.
e.       Banyak siswa yang meremehkan Bahasa indonesia, dengan dalih bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa sehari-hari; mereka menguasai bahasa tulis dan lisan dengan baik. Paradigma tersebut tidak benar, karena pada kenyataannya para siswa hanya mahir menguasai pengetahuan dengan bahasa pengantar Bahasa Indonesia, akan tetapi kemampuan mereka untuk berbahasa Indonesia yang baik, benar, dan komunikatif masih dipertanyakan.
Berdasarkan beberapa hal di atas, kita sebagai generasi bangsa yang cinta bahasa harus membuat bahasa Indonesia tetap jaya dimata masyarakat khususnya di kalangan anak-anak bangsa (siswa).

B.     Cara Menumbuhkembangkan Pesona Bahasa Indonesia di Kalangan Siswa
Ada beberapa cara untuk menumbuhkembangkan pesona bahasa Indonesia di kalangan siswa yaitu:
a.      Membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Di sekolah guru harus membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada saat guru menjelaskan materi dan juga saat siswa bertanya atau mengungkapkan pendapat. Guru harus mengingatkan siswa untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan guna melancarkan kemampuan berbahasa siswa.
b.      Mengemas pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik sehingga menerbitkan rasa cinta dan semangat belajar.
Kalau cinta, para siswa akan memberikan perhatian tinggi. Terobosan baru, misalnya, dari aspek writing dapat memanfaatkan blog sebagai ruang kreatif siswa. Tabiat asli blog yang bersifat personal akan memampukan mereka menulis tentang apa pun yang mereka suka, sepanjang apa pun yang mereka mampu. Dalam ranah listening, reading, dan speaking, siswa juga secara langsung dapat dikenal dan sentuhkan pada dunia yang sangat erat kaitannya dengan bahasa Indonesia, yaitu dunia literasi (keberaksaraan). Lebih spesifik lagi adalah dunia perbukuan dan jurnalistik.
Secara periodik pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas melalui kunjungan ke pameran buku, ke rumah para pengarang dan penulis, melibatkan diri dalam diskusi perbukuan, kunjungan ke media massa dan penerbit buku (wisata baca), dan lain sebagainya. Dengan begitu, pembelajaran bahasa Indonesia menjadi hidup, dinamis, dan penuh kejutan-kejutan baru.
c.       Meminimalisasi acara televisi yang menggunakan bahasa Indonesia yang kurang memberikan pelajaran pada siswa.
Tayangan televisi banyak menggunakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa. Hal itu terlihat dari percakapan para artis yang ada di film-film atau sinetron yang menggunakan bahasa campuran (Indonesia-inggris). Kebiasaan artis yang sebagai publik figur ini memudahkan siswa (anak-anak) yang melihatnya untuk meniru gaya bicara itu. Cara yang tepat adalah dengan meminimalisasi tayangan televisi untuk anak-anak yang penggunaan bahasanya sangat hancur.
d.      Memotivasi siswa untuk gemar membaca
Membaca seakan-akan menjadi suatu hal yang sudah ditinggalkan. Sedikit sekali siswa kita yang gemar membaca. Hal itu terlihat dengan semakin sepinya perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekolah maupun perpustakaan daerah. Padahal membaca membuat siswa semakin lanyah menggunakan bahasa Indonesia. Melalui membaca, siswa akan banyak tahu tentang kaidah berbahasa yang baik dan benar.
e.       Mengadakan revitalisasi pengajaran
Revitalisasi pengajaran dapat dilakukan secara serius dan sistematis dengan langkah sebagai berikut: (1) guru dituntut kreativitasnya dalam menciptakan suasana pembelajaran di kelas yang aktif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Siswa perlu diberikan ruang dan kesempatan yang cukup untuk berdiskusi dan bercurah pikir secara dialogis. Selain dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengasah penalaran siswa, juga untuk melatih keterampilan berbahasa. Guru perlu membangun imaji bahwa bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan, (2) mengembalikan kemerdekaan berpikir siswa di kelas yang selama ini terampas akibat paradigma pendidikan masa lalu yang memperlakukan siswa sebagai ”tong sampah ilmu pengetahuan”. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan isi hati dan perasaan mereka secara terbuka sehingga terjadi interaksi dua arah; antara guru dan siswa. Sudah bukan saatnya guru memosisikan diri sebagai satu-satunya sumber belajar, (3) membongkar tradisi UN yang menggunakan bentuk soal pilihan ganda (PG) yang dinilai telah gagal dalam menguji keterampilan berbahasa siswa secara utuh dan menyeluruh, (4) menghidupkan kembali pelajaran mengarang di sekolah. Hal ini penting dan relevan dikemukakan sebab mengarang termasuk bagian pengembangan logika (akal). Dalam kegiatan mengarang terdapat aktivitas merangkaikan gagasan, berlatih mengeluarkan pendapat secara sistematis dan logis, menimbang-nimbang, memadukan aksi-aksi, berfantasi, dan semacamnya.

C.    Kendala yang Dihadapi
Membuat sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya memang tidak mudah. Ada banyak kendala ataupun hambatan yang harus dihadapi. Kendala itu tak jauh-jauh dari keadaan yang sedang kita alami. Kendala yang menghambat usaha kita dalam menumbuhkembangkan pesona bahasa Indonesia diantaranya:
a.       Kebiasaan siswa menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu dalam percakapan sehari-hari sehingga mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa untuk beralih pada penggunaan bahasa nasional pada saat pembelajran.
b.      Mayoritas guru-guru bahasa Indonesia kurang kreatif dalam menyampaikan materi. Proses pembelajaran pun belum berjalan menarik. Model-model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang disampaikan. Selain itu, penggunaan media pembelajaran juga masih sangat kurang.
c.       Keterbatasan pengawasan guru dan orang tua siswa dalam mengawasi siswa pada saat menonton televisi. Hal itu karena kebiasaan siswa menonton televisi sewaktu-waktu.
d.      Tempat-tempat untuk melaksanakan kegiatan membaca kurang menarik. Selain itu fasilitas yang disuguhkan pun kurang memadai.
e.       Kegiatan revitalisasi kurang berjalan lancar karena keterbatasan sarana prasarana dan masih banyak guru yang berkemampuan dibawah standar.
D.    Cara Mengatasi Kendala yang Ada
Kendala-kendala yang ada pada saat menumbuhkembangkan pesona bahasa Indonesia dapat diminimalisasi dengan beberapa cara yaitu:
a.       Membuat aturan tentang penggunaan bahasa nasional dan bahasa daerah (bahasa ibu). Misal dibuat penjadwalan penggunaan bahasa.
b.      Membina guru-guru bahasa dan mengenalkan mereka pada model-model pembelajaran yang menarik.
c.       Mengendalikan televisi dengan membuat penjadwalan pada anak kapan mereka boleh menonton televisi dan kapan mereka harus belajar. Selain itu dapat juga dilakukan pemutusan saluran televisi pada waktu-waktu tertentu sehingga anak tidak bisa secara sembunyi-sembunyi menonton televisi.
d.      Menyediakan tempat-tempat untuk membaca (perpustakaan) yang berfasilitas modern dan nyaman. Modern guna memudahkan siswa untuk mengakses dan menemukan bahan bacaan apa yang mereka cari. Nyaman yang dimaksudkan bahwa fasilitas yang ada membuat siswa betah untuk membaca.
e.       Pemerintah hendaknya membuat program pembinaan guru dan memberikan persyaratan pada calon-calon guru bahasa Indonesia. Pembinaan yang dilakukan pun harus diimbangi dengan sarana dan prasarana yang mendukung.

3.      PENUTUP
Bahasa Indonesia yang semakin pudar dan sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat, dapat diatasi dengan mengadakan suatu kegiatan menumbuhkembangkan pesona bahasa Indonesia di kalangan siswa. Untuk dapat menumbuhkembangkan pesona bahasa Indonesia, kita harus tahu apa yang menjadi dasar alasan pesona bahasa Indonesia perlu ditumbuhkembangkan. Untuk menindaklanjuti alasan itu, maka kita perlu cara atau langkah untuk mewujudkannya. Mestinya dalam mewujudkan suatu niat baik terdapat banyak kendala yang menghambat. Dari hambatan-hambatan itu kita harus menemukan solusi yang tepat. Solusi-solusi itu adalah wujud usaha kita dalam menumbuhkembangkan pesona bahasa Indonesia dikalangan siswa.


DAFTAR PUSTAKA
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Sumber: Kumpulan Artikel Kompas
Susandi. -. Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia . http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/pudarnya-pesona-bahasa-indonesia/ diunduh tanggal 5 oktober 2012  pukul 12.17
Benwal. 2009. Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia. http://benwal.blogdetik.com/2009/01/12/pudarnya-pesona-bahasa-indonesia/ diunduh tanggal 9 oktober 2012 pukul 11.25
-. 2009. Bagaimana Masa Depan Bahasa Indonesia. http://zamrudkatulistiwa.com/2012/10/27/bagaimana-masa-depan-bahasa-indonesia/ diunduh tanggal 26 desember 2012 pukul 14.12
Aulia. 2010. Bahasa Indonesia Dimata Indonesia. http://aulia87.wordpress.com/2010/05/11/bahasa-indonesia-di-mata-indonesia/  diunduh tanggal 26 desember 2012 pukul 14.02












Tidak ada komentar:

Posting Komentar