Sabtu, 28 April 2012

METODE, STRATEGI, TEKNIK PEMBELAJARAN MENYIMAK

METODE, STRATEGI, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN 1. Metode Pembelajaran Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan. a. Metode Debat Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar. b. Metode Role Playing Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing: Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. 1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. 2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. 3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. 4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. c. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut: 1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 2. Berpikir dan bertindak kreatif. 3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis 4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. 5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. 6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. 7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Kelemahan metode problem solving sebagai berikut: 1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. 2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. d. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah: 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Kelebihan: 1.Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik. 2.Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain. 3.Dapat memperoleh dari berbagai sumber. Kekurangan: 1.Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai. 2.Membutuhkan banyak waktu dan dana. 3.Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini e. Cooperative Script Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah: 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan. 2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas. 6. Kesimpulan guru. 7. Penutup. Kelebihan: • Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan. • Setiap siswa mendapat peran. • Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangan: • Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu • Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut). f. Picture and Picture Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan / rangkuman. Kebaikan: 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa 2. Melatih berpikir logis dan sistematis. Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif. g. Numbered Heads Together Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Langkah-langkah: 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6. Kesimpulan. Kelebihan: • Setiap siswa menjadi siap semua. • Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. • Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan: • Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru h. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut: • Seleksi topic Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik. • Merencanakan kerjasama Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah di atas. • Implementasi Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. • Analisis dan sintesis Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah di atas dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. • Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru. • Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya. i. Metode Jigsaw Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. j. Metode Team Games Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu: • Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. • Kelompok (team) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. • Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. • Turnamen Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. • Team recognize (penghargaan kelompok) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40 2. Model Pembelajaran a. Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD) Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.). 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memberi evaluasi. 6. Penutup. Kelebihan: 1. Seluruh siswa menjadi lebih siap 2. Melatih kerjasama dengan baik. Kekurangan: 1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan. 2. Membedakan siswa. b. Model Examples Non Examples . Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkah: 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar. 4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. 6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan. Kebaikan: 1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar. 2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar. 3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Kekurangan: 1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. 2. Memakan waktu yang lama. c. Model Lesson Study Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang da lam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida. Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi: a. Perencanaan. b. Praktek mengajar. c. Observasi. d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran. 2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang. 3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana. 4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui. 5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. 6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2). Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut: - Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas. - Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah. 3. Strategi Pembelajaran Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu : a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. 4. Teknik Pembelajaran Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

KD_Menganalisis puisi berdasarkan komponen bentuk puisi (bait,rima, larik, irama) dan isi (pengindraan,pikiran, perasaan, imajinasi)

PUISI • KOMPETENSI DASAR : 5.3 Menganalisis puisi berdasarkan komponen bentuk puisi (bait,rima, larik, irama) dan isi (pengindraan,pikiran, perasaan, imajinasi) • INDIKATOR : 1. Siswa mampu memahami hakikat puisi. 2. Siswa mampu mengetahui komponen bentuk puisi (bait,rima, larik, irama) dan isi puisi (penginderaan, pikiran, perasaan, imajinasi). 3. Siswa mampu menganalisis komponen bentuk puisi (bait,rima, larik, irama) dan isi puisi (penginderaan, pikiran, perasaan, imajinasi). • MATERI A. KONSEP, PROSEDUR, PRINSIP 1. KONSEP  Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poeisis ‘pembuatan’ dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan membuat dan pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. (Aminuddin,2009:134).  Komponen bentuk puisi adalah unsure pembentuk puisi yang dapat diamati secara visual.  Larik adalah satuan yang pada umumnya lebih besar dari kata dan telah mendukung satuan makna tertentu. Larik juga bisa diartikan sebagai wadah, penyatu, dan pengemban ide penyair yang diawali lewat kata.  Bait adalah satuan yang lebih besar dari larik. Bait diartikan juga sebagai kesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait) lainnya.  Rima adalah bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik-larik puisi.  Irama adalah paduan bunyi yang menimbulkan unsure musikalitas, baik berupa alunan keras-lunak, tinggi-rendah, panjang-pendek, dan kuat-lemah yang keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana serta nuansa makna tertentu.  Penginderaan adalah hasil rekayasa dari alat indera manusia.  Pikiran adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya.  Perasaan adalah sesuatu yang diciptakan atau digambarkan oleh penyair lewat puisi yang dihadirkannya.  Imajinasi adalah daya pikir pengarang untuk membuat gambaran tidak langsung dari keadaan atau kejadian yang sebenarnya, melainkan berupa sindiran. 2. PROSEDUR a. Tahap menganalisis penginderaan - Siswa membaca puisi yang telah dipilih secara berulang-ulang - Siswa memahami gambaran makna yang ditampilkan penyair secara umum - Siswa menemukan kata-kata yang termasuk dalam kategori lambang atau symbol yang mengacu pada panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pencecapan) - Siswa menafsirkan penginderaan yang dipakai oleh penyair dalam puisi tersebut berdasarkan kata atau symbol yang didapat. b. Tahap menganalisis pikiran - Siswa membaca puisi yang telah dipilih secara berulang-ulang - Siswa berusaha memahami makna yang terkandung dalam judul puisi - Siswa berusaha memahami satuan-satuan pokok pikiran, baik yang terkandung dalam sekelompok baris maupun satuan pokok pikiran yang terdapat dalam bait. - Siswa menebak/menafsirkan pokok pikiran penyair dari satuan-satuan pokok yang didapat. - Siswa menuliskan tafsiran tentang pikiran penyair kedalam bahasa sendiri. c. Tahap menganalisis perasaan - Siswa membaca puisi yang telah dipilih secara berulang-ulang - Siswa berusaha memahami makna yang terkandung dalam judul puisi - Siswa berusaha memahami satuan-satuan pokok perasaan, baik yang terkandung dalam sekelompok baris maupun satuan pokok perasaan yang terdapat dalam bait. - Siswa menebak/menafsirkan perasaan penyair dari satuan-satuan pokok yang didapat. - Siswa menuliskan tafsiran tentang perasaan penyair kedalam bahasa sendiri. d. Tahap menganalisis imajinasi - Siswa membaca puisi yang telah dipilih secara berulang-ulang - Siswa berusaha memahami makna yang terkandung dalam judul puisi - Siswa berusaha memahami pikiran dan perasaan penyair melalui rangkaian kata-kata yang ditampilkan - Siswa berusaha mengimajinasi gambaran kisah atau cerita yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. 3. PRINSIP Prinsip-prinsip yang mendasari pentingnya komponen bentuk puisi (bait,rima, larik, irama) dan isi (pengindraan,pikiran, perasaan, imajinasi) : a. Karya sastra puisi dibangun oleh dua komponen yaitu komponen pembentuk dan komponen isi. b. Komponen pembentuk puisi terdiri atas bait, larik, rima dan irama, sedangkan komponen isi puisi terdiri atas penginderaan, pikiran, perasaan, dan imajinasi. c. Komponen pembentuk dan komponen isi dari puisi tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena keduanya saling terkait. d. Menganalisi puisi adalah dengan memahami satu per satu kata yang ada untuk ditafsirkan maksud yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca. B. TEKS/ WACANA • PENGURAIAN a. Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poeisis ‘pembuatan’ dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan membuat dan pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. (Aminuddin,2009:134). Dengan mengutip pendapat Mc caulay, Hudson mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. b. Komponen bentuk puisi adalah unsure pembentuk puisi yang dapat diamati secara visual. Komponen tersebut meliputi larik, bait, rima, irama, tipografi. Komponen bentuk puisi disebut sebagai salah satu unsur yang dapat diamati secara visual karena dalam puisi juga terdapat komponen yang yang hanya dapat ditangkap lewat kepekaan batin dan daya kritis pikiran pembaca. c. Larik adalah satuan yang pada umumnya lebih besar dari kata dan telah mendukung satuan makna tertentu. Larik juga bisa diartikan sebagai wadah, penyatu, dan pengemban ide penyair yang diawali lewat kata. Sesuai dengan hak kepengarangan yang diistilahkan dengan licentia poetica, maka wujud, cirri-ciri dan peranan larik tidak bisa disamakan dengan prosa. Penulisan larik dalam puisi tidak mengenal adanya tanda baca maupun huruf capital. Selain itu, larik dalam puiis sering kali mengalami pelepasan, yakni penghilangan salah satu atau beberapa bentuk dalam suatu larik untuk mencapai kepadatan dan keefektifan bahasa. d. Bait adalah satuan yang lebih besar dari larik. Bait diartikan juga sebagai kesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait) lainnya. Keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah mutlak. Peranan bait dalam puisi adalah untuk membentuk suatu kesatuan makna dalam rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbeda dengan satuan makna dalam sekelompok larik lainnya. Bait juga berperan menciptakan tipografi puisi. e. Rima adalah bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik-larik puisi. Rima mengandung berbagai aspek meliputi asonansi atau runtun vocal, aliterasi atau purwakanti, rima akhir, rima dalam, rima rupa, rima identik, dan rima sempurna. f. Irama adalah paduan bunyi yang menimbulkan unsure musikalitas, baik berupa alunan keras-lunak, tinggi-rendah, panjang-pendek, dan kuat-lemah yang keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana serta nuansa makna tertentu. Timbulnya irama itu selain akibat penataan rima, juga akibat pemberian aksentuasi atau intonasi maupun tempo sewaktu melaksanakan pembacaan secara oral. g. Penginderaan adalah hasil rekayasa dari panca indera manusia. Penginderaan meliputi visual, audio, perabaan, pencecapan, dan penciuman. Penginderaan ditampilkan dalan bentuk kata-kata atau symbol yang mengacu pada respon alat indera. h. Pikiran adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. Hal ini mungkin saja terkandung dalam lapis makna puisi sejalan dengan terdapatnya pokok pikiran dalam puisi, karena setiap menghadirkan pokok pikiran tertentu, manusia pada umumnya juga dilatarbelakangi oleh sikap tertentu pula. i. Perasaan adalah sesuatu yang diciptakan atau digambarkan oleh penyair lewat puisi yang dihadirkannya. Adanya perasaan dalam suatu puisi, pada dasarnya akan berhubungan dengan gambaran dunia atau makna puisi secara umum yang ingin disampaikan oleh penyairnya. j. Imajinasi adalah daya pikir pengarang untuk membuat gambaran tidak langsung dari keadaan atau kejadian yang sebenarnya, melainkan berupa sindiran. Imajinasi seseorang dipengaruhi oleh pengalaman dan pengentahuan orang itu sendiri. Semakin orang itu mempunyai pengalaman yang luas, maka semakin tinggi pula kemampuan imajinasinya. • ALASAN PEMILIHAN TEKS Alasan kami memilih teks puisi ini karena menurut kami, puisi tersebut sudah memenuhi criteria dari KD yang kami ambil, yaitu: a. Tujuan dari KD sudah terdapat dalam puisi tersebut. b. Puisi ini sudah sesuai untuk jenjang pendidikan sesuai KD. c. Teks puisi ini bisa membantu siswa mengembangkan daya imajinasinya, perasaannya, pikirannya, dan pemahamannya terhadap puisi. Balada Terbunuhnya Atmo Karpo ( WS.Rendra) Dengan kuku-kuku besi Kuda merebah perut bumi Bulan berhianat gosok-gosok tubuhnya Dipuruk-puruk para mengepit kuat-kuat Lutut penunggang Perampok yang diburu Surai keringat basah Jerawi pun telanjang Segenap wargadesa Mengepung hutan itu dalam satu pusaran Pulang balik Atmo Karpo Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang Berpancar bunga api Anak panah dibahu kiri Satu demi satu yang maju tersayap darahnya Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka “Nyawamu barang pusar, hai orang-orang bebal ! Tombakmu puncuk daun dan matiku jauh Orang papa Majulah Joko Pondan ! Dimana Ia ! Majulah Ia kerna padanya seorang Kekandang dosa Anak panah empat arah dan musuh tiga silang Atmo Karpo masih tegak, luka tusuk ilang “Joko Pondan ! Dimana Ia ! Hanya padanya seorang kekandung dosa Bedah perutnya tapi masih setan Menggertak kuda, Ditiap ayun menungging kepala “Joko Pondan ! Dimani Ia ! Hanya padanya seorang kekandung dosa Berberita ringkik kuda Muncullah Joko Pondan segala menyibak, Bagi derapnya kuda hitam ridia dada, Bagi derunya dendam yang tiba Pada langkah pertama keduanya sama baju Pada langkah ketiga Atmo Karpo Panas luka-luka, Terbuka daging kelopak-kelopak angsaka Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka Pesta bulan, sorak-sorak, anggur darah Joko Pandong menegak, Menjilat darah dipedang Ia telah membunuh bapaknya

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN MENULIS

Prinsip-prinsip pengajaran adalah kerangka teoretis bagi metode pengajaran yang memberikan arahan-arahan bagi penyusunan suatu metode yang berkaitan dengan guru dan bahan pelajaran. Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa antara lain yaitu, prinsip belajar melalui latihan-latihan, prinsip pemecahan masalah, prinsip pemberian ganjaran/ penguatan, prinsip belajar lebih penting dari pada mengajar(CBSA), prinsip dari yang diketahui ke yang belum diketahui, dan prinsip pemahaman mendahului penggunaan. Prinsip pengajaran bahasa bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang-bing yang relevan. Prinsip pengajaran berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Jenis prinsip pembelajaran/pengajaran dibagi menjadi prinsip umum yaitu prinsip pengajaran yang berlaku untuk semua bidang studi di suatu sekolah dan prinsip khusus yaitu prinsip pengajaran yang hanya berlaku untuk satu bidang studi. Prinsip Pengajaran Bahasa Indonesia di SLTP Prinsip pengajaran bahasa Indonesia (prinsip khusus) di SLTP, sebagian besar diambil dari pendekatan atau metode komunikatif karena pengajar bahasa Indonesia di sekolah-sekolah kita ini cenderung menganut pendekatan atau metode ini. Kegunaan prinsip khusus (di SLTP) bagi guru adalah untuk dapat mempersiapkan bahan ajar dan melaksanakan pengajaran lebih baik karena didasarkan pada prinsip-prinsip yang benar dan yang dianut. Prinsip-prinsip yang dugunakan antara lain, (1) ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa; (2) belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi; (3) kompetensi komunikatif lebih penting daripada kompetensi kebahasaan; (4) bahan pelajaran bahasa adalah aktivitas berbahasa haruslah melibatkan berbagai variasi bahasa; (5) pada setiap kesempatan yang mungkin, siswa harus diperkenalkan dengan bahasa otentik; (6) kaidah (sistem) bahasa target (bahasa yang dipelajari tidak diajarkan tersendiri, tetapi menyatu dengan keterampilan berbahasa; dan (7) belajar bahasa melalui permainan. Berkaitan dengan prinsip Pengajaran Bahasa secar khusus, dapat kita simpulkan beberapa prinsip pembelajaran menulis yang dapat diterapkan antara lain sebagai berikut. 1. Ajarkan menulis, bukan tntang menulis. Prinsip ini menekankan agar pengajaran menulis berpusat pada keterampilan menulisnya, bukan pengetahuan tentang menulis (secara teori). 2. Belajar menulis adalah belajar berkomunikasi secara tertulis. Prinsip ini, guru ditekankan untuk lebih banyak mendorong dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai komunikasi bahasa secara tertulis, seperti: menulis karangan atau puisi menurut pengalaman pribadi maupun orang lain. 3. Pada setiap kesempatan yang mungkin, siswa harus diperkenalkan dengan bahasa tulis yang otentik. Bahasa otentik artinya bahasa yang hidup di masyarakan yang digunakan dalam konteks nyata seperti bahasa tulis dalam surat kabar, bahasa iklan, dan bahasa diberbagai kalangan masyarakat. Jadi, dalam pembelajaran menggunakan prinsip ini, menekankan pengenalan siswa terhadap bahasa tulis dimasyarakat. 4. Kaidah penulisan (bahasa tulis) tidak diajarkan tersendiri, tetapi menyatu dengan keterampilan berbahasa. Kaidah penulisan tidak diajarkan tersendiri, tetapi menyatu dengan keterampilan berbahasa yang lain yaitu menyimak, membaca, dan berbicara. Misalnya pembelajaran lintas KD. 5. Belajar menulis dengan permainan Belajar menulis akan lebih efektif bila menyenangkan, seperti adanya unsur permainan. Contoh-contoh permainan menulis dalam pengajaran yang dapat diterapkan dikelas diantaranya; a. Silang Datar Pelaksanaannya seperti TTS, guru membuat segi empat berkotak-kotak ppersegi di papan tulis, guru menulis/mengisi tiga kotak ditengah-tengah segi empat dengan satu kata misalmenjumlahkan kata y “itu” atau “dan”, tiap peserta harus menuliskan kata-kata lain sebagai lanjutan huruf /i/,/t/,/u/, kemudian guru yang berhasil ditulis tiap regu. b. Kategori Bingo Siswa disuruh membuat segi empat dengan enam belas kotak pada secarik kertas, guru mengambil sebuah daftar katagori miaalnya alat masak, alat bangunan, binatang dan sebagainya, kemudian siwa scepat mungkin mengisi kotak-kotak tersebut c. Spelling Bee Guru memebuat daftar kata, siswa beregu saling berhadapan (dua regu), guru mengambil satu dari daftar, siswa disuruh mengejanya dengan benar, kemudian jika siswa salah ia harus segera duduk jika betul ia tetap berdiri dan pemenangnya adalah regu yang paling banyak anggotanya tetap berdiri. Selain prinsip khusus menulis, ada prinsip umum menulis yang diadaptasi dari prinsip umum pembelajaran bahasa diantaranya: 1. Prinsip motivasi Dalam belajar diperlukan motif-motif yang mendorong siswa untuk belajar menulis. Contohnya produk tulisan guru sendiri, sebagai motivasi awal siswa ingin menulis. 2. Prinsip belajar menulis sambil bekerja/ mengalami Dalam mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan keterampilan menulis harus melalui pengalaman langsung. Misalnya dalam belajar berpidato harus melalui menulis teks pidato. 3. Prinsip pemecahan masalah Dalam belajar, siswa perlu dihadapkan kepada situasi situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya. Contoh: 4. Prinsip perbedaan individual Masing-masing siswa memiliki perbedaan misalnya dalam kadar kepintaran menulis, kegemaran menulis, bakat menulis, sifat siswa dan kebiasaan siswa dalam menulis, jadi guru sebaiknya tidak memperlakukan siswa deengan perlakuan yang sama demi tercapainya tujuan pembelajaran menulis yang maksimal. 5. Prinsip Latar atau Konteks Siswa yang mempelajari hal yang baru telah mengetahui hal lainnya secara langsung atau tidak langsung yang berkaitan dengan hal yang baru itu karena itu guru perlu menyelidiki pengetahuan, perasaan, keterampilan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Perolehan ini kemudian dihubungkan dengan bahan pelajaran yang hendak diajarkan guru atau dipelajari para siswa. Contohnya: setelah liburan KD yang akan diajarkan adalah menulis karangan menurut pengalaman pribadi, sebelum menulis, guru menanyakan apa yang sudah dilakukan siswa sewaktu liburan. Jadi memudahkan siswa untuk menulis, menuangkan ide dalam karangan sesuai pengalaman mereka sendiri. 6. Prinsip Hubungan Sosial atau Sosialisasi Dalam belajar menulis, siswa dilatih untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Contoh: dalam menulis puisi, siswa dapat dikelompokkan, kemudian guru memberikan kata kunci tiap-tiap kelompok berbeda misalnya pantai, dari kata pantai masing-masing anggota kelompok menyebutkan kata kunci yang berkaitan dengan pantai beberapa putaran. Setelah semua menyebutkan, dari kata-kata kunci tersebut dirangkai menjadi tiap baris puisi. 7. Prinsip Menemukan Guru tidak perlu menjejalkan semua informasi ke dalam benak siswa, pada hakikatnya setiap siswa memiliki potensi dalam diri untuk menemukan informasi itu. Berikanlah kesempatan kepadanya untuk mencari dan menemukan sendiri informasi itu. Contoh: dalam menyimpulkan pengertian dan ciri-ciri pantun, guru menunjukkan contoh-contoh pantun. Dari beberapa contoh pantun, maka siswa dapat mengemukaan pendapatnya tentang pengertian dan ciri-ciri pantun. Dan pada akhirnya dapat disimpulkan secara klasikal.

Rabu, 25 April 2012

SEMANTIK

GIGIH WAHYU WIJAYANTI 2101410057 ROMBEL 02 DEFINISI MORFEM, KATA, KLITIK, LEKSEM, FRASA, KALIMAT, WACANA 1. MORFEM  O’Grady dan Dobrovolsky (1989: 91) menyatakan satuan-satuan bahasa terkecil yang bermakna adalah morfem yang bersifat arbitrer, yang berarti hubungan antara bunyi dari suatu morfem dengan maknanya sama sekali bersifat konvensional, bukan berakar pada objek yang diwakilinya. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 6-7)  Dalam Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 101 morfem didefinisikan sebagai satuan bentuk terkecil yang mempunyai arti.  Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yg mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yg lebih kecil; (http://www.artikata.com/arti-341313-morfem.html , kamis, 19 april 2012, pukul 22 40)  Abdul Chaer, 2007: 146 dalam bukunya Linguistik Umum menyatakan di atas satuan silabel itu secara kualitas ada satuan lain yang fungsional yang disebut morfem. Sebagai satuan fungsional, morfem ini merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.  Morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil yang tidak mempunyai satuan lain selain unsurnya (Ramlan, 1983 : 26).  Morfem ialah satuan bentuk terkecil yang mempunyai arti (Alwasilah, 1983 : 10).  Morfem ialah kesatuan gramatik yang terkecil yang mengandung arti, yang tidak mempunyai kesamaan baik dalam bentuk maupun dalam arti dengan bentuk-bentuk yang lain (Sitindoan, 1984 : 64).  Morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terikat yang tidak dapat dibagi ke dalam bentuk terkecil yang mengandung arti (Bloch dan Trager dalam Prawirasumantri, 1985 : 127).  Morfem adalah komposit bentuk pengertian yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang (Samsuri, 1982 : 170).  Bloomfield (1933 : 161) mendefinisikan morfwem sebagai “ a linguistic from wich bears no partial phonetic-semantic resemblance to any other form, is a simple form or morpheme. (Maksud pernyataan itu, “satu bentuk lingual yang sebagiannya tidak mirip dengan bentuk lain mana pun secara bunyi maupun arti adalah bentuk tunggal atau morfem). (http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=81 , kamis, 19 april 2012, pukul 22.43)  Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu bahasa (Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). (http://wiki.bestlagu.com/news/166003-pengertian-morfem.html , kamis, 19 april 2012, pukul 22.45) 2. KATA  Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa.  Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Menurut mereka kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. (Chaer, Abdul, 2007: 162)  Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).”  Menurut Crystal (1980: 383-385), kata adalah satuan ujaran yang mempunyai pengenalan intuitif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 4)  Dalam Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 108 kata adalah satu topik yang selalu dipertentangkan. Dalam Tata Bahasa Nesfield; bab 1 “General Definition” tidak memberi definisi kata, karena tata bahasa dahulu berorientasi pada bahasa tulisan dan kata dalam bahasa tulisan sangat mudah diamati yaitu gugusan huruf-huruf yang dipisahkan dengan spasi. Ada tiga pendekatan mengenai status kata ini: 1) pendekatan semantik, 2) pendekatan fonologis, dan 3) melihat kata sebagai yang tersendiri dan tak dapat diuraikan.  Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas  Wikipedia sendiri mengatakan bahwa kata, yang juga terdapat dalam bahasa melayu, diambil dari bahasa sansekerta “katha”. Dalam bahasa Sansekerta, “katha” artinya “bahasa”, “konversasi”, “cerita” atau “dongeng”. (http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kata.html kamis, 19 april 2012, pukul 22.47) 3. KLITIK  Klitik adalah bentuk yg terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa, misal bentuk “-nya” dalam “bukunya” (http://www.artikata.com/arti-335473-klitik.html, kamis, 19 april 2012,pukul 22.49)  Klitik adalah satuan yang memiliki makna leksikal, tetapi tak bisa disendirikan atau selalu melekat pada satuan lain. (Prof. DR. B. Karno Ekowardono,2007:9)  Klitik adalah morfem terikat yang memiliki makna leksikal. Klitik bisa melekat depan kata pangkalnya, disebut proklitik. Klitik juga bisa melekat belakang kata pangkalnya, disebut enklitik. (http://ningbidari.blogspot.com/2010/03/klitik-dan-morfem-dasar-terikat-klitik.html, minggu, 22 april 2012, pukul 20.26) 4. LEKSEM  Definisi Leksem adalah istilah yang lazim digunakan dalam studi semantic untuk menyebut satuan bahasa bermakna.  Dalam studi morfologi leksem ini sering diartikan sebagai satuan abstrak yang setelah melalui proses morfologi akan membentuk kata. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2094854-pengertian-leksem/ kamis, 19 april 2012, pukul 22.57)  Kridalaksana (1982: 98) mendefinisikan leksem sebagai berikut: 1) satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai bentuk inflektif suatu kata. Contoh: sleep, sleeps, slept, sleeping adalah bentuk-bentuk dari leksem sleep; 2) kata atau frasa yang merupakan satuan bermakna; satuan terkecil dari leksikon. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 5) 5. FRASA  Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.  Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. (Chaer, Abdul, 2007: 222)  Menurut Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 108 dalam bukunya Linguistik Suatu Pengantar, frasa adalah gabungan kata-kata yang mempunyai arti tapi bukan arti lengkap. Leonard Bloomfield dalam Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 110 memberi definisi kata sebgai “a minimum free form atau batasan lain sebagai a linguistic unit which does not permit the insertion of other linguistic material, = kesatuan linguistic yang tidak memungkinkan penyisipan materi linguistic apapun. Dengan kata lain kata adalah kesatuan terkecil dari ujaran yang bisa berdiri sendiri.  Samsuri (1985: 93) menyatakan frasa sebagai satuan fungsi, frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 58) Keraf (dalam Rusyana dan Samsuri (Ed.) 1978: 77) mengatakan bahwa pada prinsipnya frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang secara gramatikal bernilai sama dengan sebuah kata yang tidak bisa berfungsi sebagai subjek atau predikat dalam konstruksi itu. Sebaliknya, bila satuan itu yang termasuk dalam sebuah kalimat, memiliki subjek dan predikat maka disebut klausa. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 58)  Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.  Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K. (http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/ kamis, 19 april 2012)  frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat.  Frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Frasa kamis, 19 april ,201222.17) 6. KALIMAT  Kalimat adalah lafal yang tersusun dari dua buah kata atau lebih yang mengandung arti, dan disengaja serta berbahasa Arab (Djuha, 1989) dalam Chaer, Abdul, 2007: 240. Abdul Chaer, 2007: 240 dalam bukunya Linguistik Umum, menyimpulkan bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sebab konjungsi hanya ada kalau diperlukan.  Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2003: 35), kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tiap kata dalam kalimat mempunyai tiga klasifikasi, yaitu berdasarkan (1) kategori sintaksis, (2) fungsi sintaksis, dan (3) peran semantisnya.  Menurut Bloomfield (1933: 170), kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 48) Keraf (1978: 156) menyatakan bahwa kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 48) Menurut Ramlan (1981: 6), kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai oleh nada akhir turun atau naik. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 48)  Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir. (http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/ kamis, 19 april 2012)  Ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer (1994:240) berbicara seputar pengertian kalimat bahwa , “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.” Dalam tulisan latin, kalimat adalah sebuah kata atau sekumpulan kata yang diawali huruf capital diakhiri intonansi final tanda titik (.), tanda Tanya(?), dan tanda seru (!) termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma, tanda pisah (-), tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan pikiran secara utuh.  Pengertian kalimat secara singkat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Sedangkan pengertian kalimat menurut linguistik adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, memiliki pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. (http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kalimat.html, kamis, 19 april 2012)  Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.  Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. (http://www.scribd.com/doc/29136527/Pengertian-Kalimat-Dan-Unsur-Kalimat , kamis, 19 april 201223.21)  Pengertian Kalimat adalah suatu bahasa kecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa tulis diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru dan tanda tanya. (http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-kalimat-definisi-kalimat/ kamis, 19 april 2012) 7. WACANA  Definisi wacana klasik yang diturunkan dari asumsi kaum formalis (dalam istilah Hyme “Struktural”) adalah bahwa wacana merupakan “bahasa di atas kalimat atau klausa” (Stubbs, 1983).  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), wacana adalah 1) ucapan, 2) kuliah.  Wacana secara umum adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. (Chaer, Abdul, 2007: 267)  Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2003: 41), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.  Wacana kadang kala diartikan sebagai sebuah individualisasi sekelompok pernyataan dan kadang kala diartikan sebagai praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan (Foucoult, 1972).  Pandangan lain mengenai wacana seperti yang dikemukakan Roger Fowler (1977) yang menyatakan bahwa wacana adalah komunikasi tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman. (Rosidi, Imron. 2009. Hakikat Wacana. (http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/hakikat-wacana-oleh-imron-rosidi-ketika.html, kamis, 19 april 2012)  Dalam pengertian linguistik, wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa. Oleh karena itu wacana sebagai kesatuan makna dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu.  Menurut Hawthorn (1992) wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.  Roger Fowler (1977) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang termasuk di dalamnya.  Foucault memandang wacana kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan, kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan kadang kala sebagai sebuah praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan.  J.S. Badudu (2000) yang memaparkan; wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan,yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata,disampaikan secara lisan dan tertulis.  Samsuri memberi penjelasan mengenai wacana, menurutnya; wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan. (-. 2011. Definisi Wacana Menurut Para Ahli. Wikiberita Net: Definisi%20Wacana%20Menurut%20Para%20Ahli.htm) DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Ba’dulu, Abdul Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta MORFEM, KATA, KLITIK, LEKSEM, FRASA, KALIMAT, WACANA DILIHAT DARI SEGI MAKNA 1. MORFEM Berdasarkan jenis semantiknya, morfem mempunyai makna leksikal dan gramatikal. Hal itu karena untuk jenis morfem bebas sudah memiliki makna dan bahkan memiliki makna referensial dan non referensil. Untuk makna gramatikal dari morfem akan terlihat jika morfem tersebut sudah berubah bentuk dan makna dasar. 2. KATA Berdasarkan jenis semantiknya, kata memiliki makna leksikal (makna kata), makna leksikal itu sendiri ada yang beracuan (referensial) yaitu kata-kata utama dan ada juga kata yang tidak beracuan (nonreferensial) yaitu kata-kata tugas. Kata yang memiliki makna nonreferensial berkaitan dengan fungsi gramatikal sebagai penghubung kata-kata yang bermakna referensial. 3. KLITIK Klitik merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri namun memeiliki makna leksikal. Hal itu karena sebelum klitik melekat pada kata lain, klitik sudah mempunyai makna. 4. LEKSEM Leksem merupakan satuan leksikal yang bersifat abstrak, yang merupakan abstraksi dari sejumlah kata yang bentuk gramatikalnya berbeda, tetapi makna leksikalnya sama. 5. FRASA Frasa merupakan perkumpulan satu kata atau lebih yang membentuk makna baru. Karena frasa terbentuk dari kata, maka frasa memiliki makna leksikal. Dilihat dari segi ada tidaknya referensial, frasa memiliki makna referensial dan nonreferensial. Hal itu karena frasa ada yang berbentuk nyata dan ada yang abstrak. Beberapa frasa juga memiliki makna konotatif dan denotatif yang menggambarkan makna lugas dan makan kias. 6. KALIMAT Kalimat merupakan satuan gramatikal yang memiliki makna yang utuh karena dibentuk dari banyak kata dan frase. 7. WACANA Wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi yang memiliki makna yang komplek karena terbentuk dari kalimat-kalimat yang terdiri atas banyak kata yang memiliki banyak makna.

Minggu, 15 April 2012

Pendobrak Puisi `45 Oleh : Gigih Wahyu Wijayanti Kita ketahui bahwa banyak sastrawan yang mengisi lembar-lembar kesusastraan di Indonesia. Para satrawan itu mempunyai masa (periodisasi) masing-masing. Dari banyaknya pembabakan atau biasa disebut sebagai periodisasi sastra dalam bidang sastra, ada salah satu pembabakan yang menonjolkan karya yang berupa puisi atau sajak yaitu pada angkatan `45. Oleh karena itu angkatan `45 dikenal dengan angkatan puisi. Tokoh yang mempelopori angkatan puisi ini adalah sosok sastrawan yang paling individualistis dalam zamannya dan mempunyai jiwa yang keras serta usaha yang gigih untuk merengguh hidup sepuas-puasnya. Beliau memendam keinginan untuk berkuasa membentuk dunianya tanpa rasa takut dan gentar. Tokoh tersebut adalah Chairil Anwar. Chairil Anwar lahir di Medan tanggal 26 Juli 1922. Awalnya Chairil Anwar hanya berstatus sebagai mahasiswa dengan segala sifat yang dimilikinya. Namun, pada tahun 1943, tepatnya sesudah Jepang mendarat di Indonesia, Chairil Anwar mulai dikenal sebagai sastrawan. Pada masa itu Chairil Anwar yang statusnya anggota kesusastraan angkatan muda menentang kebiasaan para sastrawan sebelumnya. Beliau tidak setuju dengan kebiasaan seniman-seniman yang begitu dapat wahyu begitu pula menulisnya dan setelah selesai menganggap pekerjaanya sudah selesai. Oleh karena itu, Chairil Anwar berpendapat bahwa hasil seni pada masa itu masih dangkal, picik, dan tidak lebih sebagai angin lalu semata. Chairil Anwar adalah seorang manusia individualis dan anarkis yang tidak mempedulikan hal-hal disekitarnya kecuali kesusastraan khususnya kesenian dan kebudayaan. Bahkan intensitasnya sebagai sastrawan menimbulkan berbagai macam ketegangan dengan lingkungan hidupnya sendiri tidak terkecuali keluarganya. Sajak-sajak yang dihasilkan oleh Chairil Anwar memiliki karakter yang sangat unik diantaranya bentuk dan isi sajak-sajak itu bersifat revolusioner, sajak-sajak yang meledak-ledak, melambung keketinggian yang menggamangkan dan menerjunkan kekedalaman yang menghimpit-mengerikan (H.B Jassin,1955:152). Sosok pelopor puisi yang tergabung dalam angkatan muda pada masa itu (masa `45) menjelaskan bahwa pendiriannya tentang seni yang mengandung aliran ekspresionisme mendapatkan pengaruh dari Barat. Pengaruh Barat itu membuat suatu keanehan pada kesusastraan Indonesia. Namun sastrawan menerima pengaruh itu dengan tanggapan positif bahwa itu adalah hal yang baru. Dunia kesusastraan tidak akan menutup mata bahwasanya Chairil Anwar merupakan sosok yang memiliki peran besar dalam perkembangannya. Peranan itu sudah banyak dikupas dan dikemukakan orang dalam dunia persastraan. Chairil Anwar merupakan tokoh angkatan `45 yang berjasa dalam pembaharuan puisi Indonesia. Karena peranan yang yang sangat memberikan banyak pengaruh pada sastra masa itu lah Chairil Anwar dipuji-puji dan diagung-agungkan. Sajak-sajak Chairil Anwar mempunyai karakter berisi padat dan sering dikatakan tidak mempedulikan bentuk, melainan mengutamakan isi (Ajip Rosidi,1973:29). Chairil Anwar melalui sajak-sajaknya membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa sastra sudah cukup dewasa dan matang. Dalam sajak-sajaknya kita akan menemukan pengaruh struktur dan imajinasi bahasa sehari-hari yang lebih hidup. Pengaruh struktur dan imajinasi bahasa asing, terutama bahasa Belanda, nampak sudah berkolaborasi dengan bahasa percakapan sehari-hari. Namun, kita tidak bisa membantah bahwa pengaruh Barat itu diterjemahkan dan dimanifestasikan dalam suatu susunan bahasa Indonesia yang bersifat Indonesia. Sesuatu yang indah menjadi semakin indah ketika Chairil Anwar muncul dengan sajak-sajak dan prosa-prosanya yang membuka kakilangit-kakilangit baru bagi sastra Indonesia. Bahasa sehari-hari dengan imajinasinya yang hidup serta pilihan katanya yang plastis, dituangkannya menjadi suatu cipta sastra yang melukiskan kehidupan rohaniah manusia Indonesia modern. Sajak Chairil Anwar yang berbahasa Indonesia masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan, penempaan dan penyigian , tetapi berdasarkan dasar-dasar yang sudah diberikannya, Chairil telah membukakan perspektif dan kakilangit baru. Perspektif dan kakilangit baru itu tidak hanya untuk bahasa Indonesia melainkan untuk sastra Indonesia, untuk puisi Indonesia. Selain membuka perspektif dan kakilangit, Chairil juga menganut dan membawa paham individualism yang anarkis ke dalam kehidupan sastra Indonesia. Karena paham yang dianutnya tersebut, perjalanan karir Chairil ditentang oleh para sastrawan Indonesia yang menganut paham realisme-sosialis. Walaupun mendapat tentangan dan cibiran yang pedas, Chairil tidak menghiraukannya. Hingga pada suatu ketika tiba lah masa pendudukan Jepang membawa udara yang segar dalam kesusastraan Indonesia begitu juga udara yang segar bagi Chairil karena pada masa itu sajak-sajak yang isi dan bentuknya revolusioner sangat berkembang. Jiwa penyair dan bakat berpuisi didukung dengan kondisi negeri saat itu membuat Chairil tidak pernah lelah untuk berkarya. Puisi-puisinya pun mempunyi isi yang berbobot. Di dalam sajak dan prosanya, Chairil Anwar membawa perbandingan-perbandingan dan perkataan-perkataan yang menggali inti dan hakikat karya itu sehingga kita akan mendapatkan suatu karya satra yang memiliki isi yang padat dan tiada ruang untuk disisipi hal yang tidak perlu. Karena ketelitian dan kecerdasannya memainkan kata, sajak-sajaknya mengingatkan kepada mimpi dalam ekstase, mencekam dan mengerikan, hingga tiada kuasa kita melepaskan diri dari kenikmatan yang meremuk badan dan jiwa. Berdasarkan kenyataan yang telah terukir dalam sejarah perkembangan sastra, agaknya patut kita ingat bahwa dari sajak-sajaknya kita dapat melihat Chairil Anwar sebagai orang yang menaruh minat yang besar terhadap masalah-masalah politik. Ia sendiri dalam salah satu suratnya kepada H.B Jassin (1994) telah mengatakan bahwa kesenian dan kesusastraanlah yang menjadi pilihan hidupnya (Ajip Rosidi,1973:39). Dari sini kita melihat bahwa sosok Chairil Anwar tidak menerjunkan diri dalam dunia politik. Pilihan hidupnya untuk tidak terjun dalam politik sangat beliau pegang dengan erat hingga akhir hayatnya. Pilihan untuk tidak menjadi politikus bukan berarti Chairil acuh tak acuh dengan politik. Hal itu terlihat jelas pada sajaknya `diponegoro` dan `persetujuan dengan Bung Karno` yang sedikit kerkutip dibawah ini. “Ajo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin djandji Aku sudah tjukup lama dengar bitjaramu, dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu…. (Ajip Rosidi,1973:40) Rangkaian kata yang ada pada sajak-sajak itu menunjukkan bahwa Chairil seorang penyair yang mengerti dan menguasai masalah-masalah politik. Artinya, beliau bukanlah penyair yang merasa puas hanya dengan menulis sajak-sajak mandi sinar purnama atau merindukan kekasih yang jauh di mata. Beliau seorang yang tahu hubungan dirinya sebagai anak bangsa dengan tanah airnya beserta persoalan-persoalan yang dihadapinya. Dalam melukiskan dan menyerukan jeritan-jeritan jiwanya, sosok Chairil Anwar memandang bahwa bahasa bukan suatu hal yang terpenting layaknya logam berharga dalam tangan pandai emas, ditempat bagus-bagus, tapi laksana batu gunung yang keras berpinggir tajam. Berlatar belakang budaya dan politik sebagai mana tergambar di atas, Chairil Anwar mau membuat perhitungan habis-habisan dengan tradisi dan kesenian dalam kehidupan bermasyarakat. Namun ternyata tradisi lebih kuat dari padanya. Hal itu terlihat dari caranya berkarya yang kadang-kadang kembali pada tradisi, tapi tentu saja lebih kaya dan lebih berisi dari semula. Hal inilah yang membuat sosok Chairil beda dengan sastrawan yang lain. Satu hal lagi yang membedakan Chairil dengan yang lainnya yaitu sajak Chairil Anwar jelas nyata lain dari segala macam bentuk sajak yang pernah ada dalam persajakan Indonesia. Bukan hanya berbeda dalam bentuknya, namun terlihat jelas perbedaannya pada isinya dan loncatan pikiran serta suasana perasaannya. Dalam sajak-sajak Chairil Anwar mengandung aliran expressionisme. Expressionisme merupakan satu macam aliran kesenian yang menghendaki kedekatan pada sumber asal pikiran dan keinsafan. Dalam expressionism pikiran dan keinsafan masih sangat dekat dengan perasaan dengan jiwa asal yang dilontarkan dalam hasil ciptaan. Jadi, hasil karya itu bukan sebagai lukisan kesan dari jiwa, melainkan teriakan jiwa itu sendiri. Berdasarkan teori tentang expressionisme dan hasil karya yang telah lahir, sajak Chairil Anwar tergolong sajak expressionisme yang murni. Hampir syarat-syarat expressionisme ada dalamnya. Banyak hal yang telah mengiasi perjalanan karya Chairil Anwar, banyak pula suatu kejadian yang membuat beliau disegani orang ataupun sebaliknya. Selama hidupnya hingga sepeninggalnya, bermacam-macam pendapat dan penilaian yang ditujukan kepadanya. Ada yang pro dan ada pula yang kontra. Alasan pro dan kontra tersebut dilatar belakangi oleh cara hidupnya, pandangan hidupnya, visi keseniannya, dan hasil keseniannya. Jika kita berpikir lebih dalam dan jauh ke belakang mengenang dobrakan sosok Chairil Anwar, kemudian kita kembalikan pikiran itu ke masa depan, kita akan mendapatkan pemikiran bahwa tindakan yang dilakukan oleh Chairil Anwar adalah suatu dobrakan yang memiliki manfaat besar di kancah sastra Indonesia terutama sastra jenis puisi. Kenapa tidak? Kerena sosok Chairil Anwar tidak setengah-setengah dalam melakukan pendobrakan terhadap sastra puisi. Beliau berani dan konsisten dengan apa yang beliau pikirkan. Sehingga muncullah sastra puisi yang seperti sekarang ini, bebas tanpa ada syarat yang mengikat. Jika kita lihat kenyataan semacam itu, tidak salah jika banyak orang yang pro terhadap Chairil Anwar. Hasil dari pendobrakan yang dibilang anarkis itu benar-benar nyata dan mengalami perkembangan sampai masa kini. Dan kita pun sebenarnya harus pro dengan apa yang telah dilakukan oleh Chairil Anwar karena sesungguhnya karya sastra itu termasuk karya seni, dan karya seni itu sifatnya bebas. Dengan kebebasan itu pun penikmat karya seni (puisi) akan bebas memaknai karya itu sesuai dengan pengalaman dan pegetahuan yang dimiliki oleh penikmat. Jadi, hampir semua karya seni menganut paham kebebasan tidak terkecuali puisi. Atas jasa Chairil, kita bebas membuat puisi sesuka kita dan kita pun bebas memaknai karya puisi sesuai kemampuan dan pengalaman kita tanpa harus ada batasan atau kekangan. Semakin banyak persepsi atau pemaknaan terhadap suatu karya seni, maka karya itu dinilai semakin bagus. Keberagaman semacam itulah yang menimbulkan keindahan. Sesungguhnya itulah yang disebut sebagai seni. Daftar Pustaka Rosidi, Ajib.1970. Masalah Angkatan dan Periodisasi Sedjarah Sastra Indonesia. Bandung:Pustaka Jaya Jassin, H.B. 1985. Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei I. Jakarta: Gramedia Jassin, H.B. 1955. Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay. Djakarta: Gunung Agung

ILMU BUDAYA

1. Pengertian dan contoh : a. Difusi • Difusi adalah salah satu bentuk penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lainnya. Penyebaran ini biasanya dibawa oleh sekelompok manusia yang melakukan migrasi ke suatu tempat. Sehingga kebudayaan mereka turut melebur di daerah yang mereka tuju. • Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. • Jadi, difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh kalangan masyarakat luas yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok sejalan dengan kehidupan dan dimana mereka tinggal Contoh-contoh difusi • Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri merupakan contoh hasil dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil serapan dari bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain. • Pola berpakaian korea telah menyebar dan membuming di Indonesia khususnya kaum muda. b. Evolusi • Lamarck/Perancis “ Sifat baru di dapat atas pengaruh lingkungan, kemudian diteruskan keturunannya”. Evolusi terjadi karena adaptasi. Contohnya leher jerapah menjadi panjang • Pengertian Evolusi Berdasarkan Ilmu Sejarah, Evolusi adalah perkembangan ekonomi, sosial dan politik tanpa adanya paksaan dari waktu ke waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang lama. • Pengertian Evolusi Menurut Ilmu IPA / Ilmu Pengetahuan Alam, Evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi reptil, dan lain sebagainya. • Kesimpulan: jadi evolusi merupakan suatu proses perubahan dalam waktu yang relative lama. Contoh evolusi kebudayaan berkenaan dengan teknologi yaitu tentang perkembangan mesin ketik menjadi computer mupun laptop dan sejenisnya. c. Multikulturalisme • Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut. • Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174) • Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002, merangkum Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000 • Kesimpulan : Multikulturalisme adalah keberagaman yang mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang dilihat dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, Aplikasi/contoh: • penolakan budaya barat oleh masyarakat asia misalnya berkenaan dengan kasus globalisasi budaya yang dirasa tidak cocok dengan karakter bangsa Indonesia. • Di Indonesia berkembang berbagai aliran music pop, rock, metal, dan lain-lain. d. Interkulturalisme Istilah interkulturalisme mengungkapkan sebuah kepercayaan yang setiap orang merasa diperkaya secara pribadi dengan berinteraksi dengan kultur lain. Setiap orang dari suku yang berlainan dapat terlibat dan belajar dari satu sama lainnya. Intercultural berarti antar budaya. Contoh : Budaya membaca bagi masyarakat Indonesia masih sangat lemah, oleh karena itu kita bisa menengok budaya atau kebiasaan orang-orang asia Timur khususnya Jepang yang mana dimanapun tempat mereka gunakan untuk membaca. 2. Pengertian mitos, kaitan mitos dengan bahasa, dan contoh : a. Pengertian • Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. • Menurut Levis Strauss, mitos adalah dongeng, yaitu cerita yang lahir dari imjinasi manusia berupa cerminan kehidupan sehari-hari. • Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya. b. Kaitan dengan bahasa Menurut Barthes, 'mitos' adalah type of speech (tipe wicara atau gaya bicara) seseorang. Mitos digunakan orang untuk mengungkapkan sesuatu yang tersimpan dalam dirinya. Orang mungkin tidak sadar ketika segala kebiasaan dan tindakannya ternyata dapat dibaca orang lain. Dengan menggunakan analisis mitos itu, kita dapat mengetahui makna-makna yang tersimpan dalam sebuah bahasa atau benda (gambar). Mitos menurut Levi-Strauss memiliki hubungan nyata dengan bahasa, karena merupakan suatu bentuk dari pengucapan manusia. Sebuah mitos dikaitakan dengan kisah-kisah atau kejadian yang dipercaya begitu saja di masa lampau. Mitos pada hakikatnya adalah sebuah pesan moral yang disampaikan melalui sebuah kisah. c. Contoh: Kepercayaan orang jawa khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan masih menjalankan tradisi sedekah bumi. Menurut beberapa desa dalam rangka sedekah bumi harus ada pagelaran misal tari, wayang, atau ketoprak. Jika hal itu tidak dilaksanakan, maka di desa itu akan terjadi musim panen gagal. 3. Jenis-jenis kebudayaan dan contohnya : a. Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya: • Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu kebatinan. Contoh : animisme, dinamisme. • Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan. Contoh : komunikasi. • Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994). b. Kebudayaan berdasarkan wujudnya. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu: • Gagasan (Wujud ideal) adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Contoh: ide membentuk suatu alat atau robot yang bisa membantu memijit manusia. • Aktivitas (tindakan) adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. Contoh : pelaksanaan pengajian, perkawinan, budaya sunatan. • Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Contoh : novel, patung, rumah, pakaian. c. Berdasarkan wujudnya • Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. • Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. Daftar Pustaka Hafied Rachmawan .2011. Teori Evolusi Menurut Para Ahli (IAD).http://hafiedrachmawan.blogspot.com/2011/07/teori-evolusi-menurut-para-ahli-iad.html.diunduh pada tanggal 31 okt 2011 pukul 9.24 -.2006. Pengertian & Arti Definisi Evolusi Serta Jenis dan Macam Evolusi: Evolusi Kosmik dan Evolusi Organik - Pengetahuan Sains Biologi. Komunitas & perpustakaan online Indonesia.http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_serta_jenis_dan_macam_evolusi_evolusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_biologi . The miras crew. 2010. Tugas ilmu sosial budaya dasar.http://rhetack.blogspot.com/2010/08/pluralisme-dalam-ilmu-sosial-pluralisme.html.diunduh pd tgl 31 okt 2011 pukul 18.35 http://id.wikipedia.org/wiki/Mitos diunduh pd tgl 31 okt 2011 pukul 10.38 Rizem Aizid . 2007. buku: belajar membedah “mitos”. http://cabiklunik.blogspot.com/2007/03/buku-belajar-membedah-mitos.html diunduh pd tgl 1 nov 2011 pkl 12.06 Yohanes Januadi. 2011. Mitos, roh jahat genderuwo menurut levi-strauss http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/21/mitos-roh-jahat-genderuwo-menurut-levi-strauss/. Diunduh pd tgl 1 nov 2011 pkul 14.16 Akhinayasrin.2011. Pengertian Penyebaran Kebudayaan atau Difusi .http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2164863-pengertian-penyebaran-kebudayaan-atau-difusi/#ixzz1bwiQbz00 oleh diunduh pd tgl 27 okt 2011 pukul 9.41 The Miras Crew 17:43http://rhetack.blogspot.com/2010/08/pluralisme-dalam-ilmu-sosial-pluralisme.html http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengertian-dan-contoh-contoh-mitos-di.html Mujianto, Yan,dkk.2010.Pengantar Ilmu Budaya.Yogyakarta: Pelangi Publishing

SEMANTIK

PENGERTIAN SEMANTIK, MAKNA, INFORMASI, MAKSUD, TANDA, LAMBANG, KONSEP, DEFINISI 1. SEMANTIK • Semantik adalah telaah makna yang menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan hubungan makna yang satu dengan yang lain dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. (Pengajaran Semantik, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan) • Semantik adalah telaah mengenai makna. (Semantik Beberapa Topik Utama, Dr. Darmansyah Gudi) • Semantik adalah studi tentang makna. (Semantik Pengantar Studi tentang Makna< Drs. Aminuddin, M.Pd) • Semantik adalah cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti. (Pengantar Linguistik, Prof DR J.W.M Verhaar) • Semantic menelaah serta menggarap makna kata dan makna-makna yang diperoleh oleh masyarakat dari kata-kata ( Dale [et al], 1971: 196; Tarigan, 1985: 155) • Secara etimologis kata semantic berasal dari bahasa Yunani semantickos ‘penting; berarti’ yang diturunkan pula dari semainein ‘memperlihatkan; menyatakan’ yang berasal pula dari sema’ tanda’ seperti yang terdapat pada kata semaphore yang berarti ‘ tiang sinyal yang dipergunakan sebagai tanda oleh kereta api. 2. MAKNA • Makna adalah sesuatu yang berada di dalam ujaran itu sendiri/ gejala-gejala dalam ujaran. (Pengantar Linguistik, Prof DR J.W.M Verhaar) • Makna adalah `pengertian` atau `konsep` yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistic. (Linguistik Umum, Drs. Abdul Chaer) • Makna adalah arti atau maksud suatu kata ; mis. Mengetahui lafal dan maknanya; bermakna : berarti; mengandung arti yang penting (dalam) ; berbilang, mengandung beberapa arti. Memaknakan : menerangkan arti (maksud) sesuatu kata dan sebagainya. (Poerwadarminta, 1976:624) • Makna ialah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang teah disepakati bersamaoleh para pemakai bahasa sehingga dapatsaling dimengerti (cf. Grice, 1957; Bolinger, 1981:108) • Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. • Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. • Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. • Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. • Bloomfied (dalam Abdul Wahab, 1995:40) mengemukakan bahwa makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. 3. INFORMASI • Informasi adalah sesuatu di luar ujaran/segi obyektif dari apa yang dibicarakan. (Pengantar Linguistik, Prof DR J.W.M Verhaar) • Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. (Pengertian Informasi dan Definisi Informasi ) • Menurut Anton M. Moeliono (1990:33), informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita (tentang). (Pengertian Informasi dan Definisi Informasi) • informasi adalah data yang disusun sedemikian rupa untukmaksud atau tujuan. (http://www.scribd.com/doc/67684694/18/Definisi-Informasi • Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima (Andri Kristanto, 2003: 6). ( http://blog.re.or.id/pengertian-informasi.htm) 4. MAKSUD • Maksud adalah segi subyektif dari pihak si pemakai bahasa. (Pengantar Linguistik, Prof DR J.W.M Verhaar) • Informasi dan maksud sama-sama sesuatu di luar ujaran. Hanya bedanya kalau informasi itu merupakan sesuatu yang luar ujaran dilihat dari segi objeknya atau yang dibicarakan. Sedangkan maksud dilihat dari segi si pengujar, orang yang berbicara atau pihak subjeknya. Maksud banyak digunakan dalam bentuk-bentuk ujaran yang disebut metafora,ironi, litotes dan bentuk-bentuk gaya bahasa lain.(Chaer: 2002) • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2005 menyatakan maksud adalah 1) yang dikehendaki; tujuan; 2) niat; kehendak; 3) arti; makna (dari suatu perbuatan, perkataan, peristiwa, dsb) 5. TANDA • Tanda adalah suatu atau sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan ilmiah. (Linguistik Umum, Drs. Abdul Chaer) • Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1993: 1002) entri tanda diartikan: (i) yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu. (ii) gejala ; (iii) bukti; (iv) pengenal; (v) petunjuk. • Menurut Charles Sanders Peirce, tanda adalah tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam kaitan atau kapasitas tertentu. .(http://adiebreezha.blogspot.com/2010/12/pengertian-tanda,lambang,simbol.html) • Tanda adalah sebagai sesuatu yang memiliki cirri khusus yng penting. (http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-semiotik-untukku.html#ixzz1qk1QsLJK • Mansoer Pateda dalam bukunya Semantik Leksikal, 2001: 44 mengutip dari Peirce (lihat Innis, Ed., 1985: 5) tanda is something which stands to somebody for something in some respect or capacity. “Sesuatu yang digunakan agar tanda dapat berfungsi, oleh Peirce disebut dalam bahasa Inggris ‘ground’. Konsekuensinya tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan yang triadik yakni ground, object, dan interpretant. • Menurut Sudjiman, 1991 dalam Goestoge Weblog, 2008 berpendapat “Di samping itu tanda diinterprestasikan. Hal ini menunjukkan setelah dihubungkan dengan acuan, dari tanda yang orisinal berkembang suatu tanda baru yang disebut interpretant. Pengertian interpretant di sini jangan dikacaukan dengan pengertian interpretateur, yang menunjukkan penerima tanda. Jadi, tanda selalu terdapat dalam hubungan trio: dengan ground-nya, dengan acuannya, dan dengan interpretant-nya.” 6. LAMBANG • Lambang adalah suatu atau sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan yang secara konvensional. (Linguistik Umum, Drs. Abdul Chaer) • Lambang yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia termasuk bahasa..(http://adiebreezha.blogspot.com/2010/12/pengertian-tanda,lambang,simbol.html) • Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa. (jurnal BBM 8 Unsur Semantik dan Jenis Makna oleh Dra. Novi Resmini, M.Pd.) • Dalam buku Semantik beberapa Topik Utama, 1989 Darmansyah Gudai berpendapat, lambang atau tanda lalu lintas mengkomunikasikan sesuatu kepada kita, tetapi bagaimana juga komunikasinya terjadi melalui bahasa. • Mansoer Pateda dalam bukunya Semantik Leksikal, 2001: 25 menyatakan, “Lambang dalam semiotika biasa disebut tanda (sign). Lambang memiliki beban yang disebut makna.” 7. KONSEP • Konsep adalah suatu atau sesuatu yang diartikan. • Woodruf mendefinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). (http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info402.html) • Dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Konsep merupakan abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Pengertian Konsep sendiri adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya. Konsep juag dapat diartikan pembawa arti. • Mansoer Pateda dalam bukunya Semantik Leksikal, 2001: 43 menyatakan, “Konsep itu berupa bayangan, berupa pemahaman, berupa pengertian. Demikianlah kalau seseorang berkata kursi maka terbayanglah bentuknya, bahan kursi, ukurannya, catnya, tempat tangannya, tempat duduknya.” • Konsep sebagai referen dari suatu lambang memang tidak pernah bisa”sempurna”. Oleh karena itulah kalau kita menyebut atau atau lambang apa saja, orang sering bertanya “apa yang anda maksud dengan kursi itu?”. Semua itu membuat orang berusaha merumuskan konsep-konsep yang ada dalam dunia idenya dalam suatu rumusan yang disebut definisi atau batasan.(Chaer 2002:39) 8. DEFINISI • Definisi secara umum adalah rumusan konsep, memberi rumusan yang lebih teliti mengenai suatu konsep. • Dalam Geometri Dasar, suatu definisi harus reversible yaitu harus dapat dinyatakan dalam bentuk ‘iff’. Definisi memungkinkan kita menghubungkan elemen-elemen dan relasi-relasi yang dapat dinyatakan dalam underfined element, postulat, dan elemen yang didefinisikan sebelumnya, dan relasi yang telah dibuktikan sebelumnya. • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2005 definisi adalah 1) kata, frasa, atau kelimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan (arti); 2) rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi. DAFTAR PUSTAKA Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa Bandung Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta (http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info402.html)diunduh pada tanggal 30 mei 2012 pukul 11.13 (http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-semiotik-untukku.html#ixzz1qk1QsLJK diunduh pada tanggal 30 mei 2012 pukul 11.09 (http://www.scribd.com/doc/67684694/18/Definisi-Informasi diunduh pada tanggal 30 mei 2012 pukul 11.22
PUISI OLEH GIGIH WAHYU WIJAYANTI *mawar hitam* Warna-warni warna bunga Bak dirimu yang mempesona Kerla-kerlip lampu kota Umpama temanmu yang beraneka Warna, Kerlip, Semua tak akan kau bawa Bertopeng kosmetik, kau tampilkan paras cantik Berbalut gaun nan elok, Kau liyak-liyukkan tubuhmu yang manis Tak ada yang melarang Tak ada pula yang menyalahkan Kau jajakan dirimu bagai gorengan Kucing belang yang kau nanti, Merayumu penuh arti Kau rembulan dimatanya Dan Dia bank dimatamu Mari kita mengibaratkan Jika bunga, kau bunga mawar Tapi mawar hitam, sayang Jika perhiasan, kau mutiara Namun, telah luntur kilaunya Apa kau tahu kawan? Saat kau gerakkan dua buah bibirmu Terdengan suara dengan tangga nada, Merdu… Jiwa mana tak kan tergoncang Melihat angin malam mengurai rambutmu nan panjang Mata siapa tak kilaf Menatap cerahnya sinar wajahmu Tenang penuh rayuan # Hitam Manis# Mengenalmu adalah suatu anugrah Menyentuhmu merupakan kebanggaan Hingga akhirnya memilikimu bak keberuntungan Denganmu kukembangkan ideku Tanpamu kehampaan hidupku. Tubuhmu tampil tanpa pesona Namun pesonamu memukau setiap mata Kecerahan selalu kau tampilkan Saat power itu terkena sentuhan Rangkaian kotak kecil yang bermakna Mengandung symbol yang beraneka Kau lahirkan banyak kata Bak bintang di angkasa Banyak. Tak terhitung nilainya. Bentukmu yang bersegi Menjadi khas teman hati Kau tak mampu bicara Namun mampu mengutarakan semua Bak bidadari kau baik hati Umpama bunga kau semerbak mewangi Niatmu mulia, membantu segala Kau terapkan ilmu padi Busanamu sederhana, namun akalmu mendunia Metropolitan sekuku tajam Keaslian globe dalam genggaman Maha dasyat namun tetap terkalahkan Olehnya sang penguasa zaman ~Putri Konyol nan Elok~ Hey kau Aku menunjukmu Saat yang lain tak terpilih Kau menonjolkan diri dengan jasamu Kau tahu? Aku bukan anak manja yang centil Namun, kumengaku Kemanjaan itu tak dapat kuhindari 2, 3, 4 Sosok penyayang di istanaku Tak kubawa selalu disisiku Apa aku kehilangan? Tidak. Karena kehadiranmu, kawan Kau yang kutunjuk memberiku perhatian Walau dengan batasan Kau yang kupilih menemaniku kala senang dan sedih Kau yang menonjol, Penuh keibuan memberikan sesuap asupan Senyum menyungging kutampangkan Wajah berseri kutampilkan Terima kasih kawan # memo super hero# Kala senja mencuak Kutelusuri jan berdua dengan si abu Berdamping kawan nan elok berdendang Di tengan dendang Datanglah kecemberutan Bukan ! Bukan karena kau, kawan Tanpa suara Tanpa bergaya Seakan tak ada aba-aba Berhenti !!! Muka berdua senyum-senyum muram penuh kebingungan Busss…. Angin semerbak wangi membawa pertolongan Oh dia datang Kesinilah Kemarilah Dan mendekatlah Oh dia datang Yang semula kuanggap hitam Kini kau pahlawan Oh dia datang Yang awalnya genderang perang Kini kuharapkan Jasamu tak kuundang Terima kasihku kupersembahkan Kecerahan dalam gelap Presiden bersanding dengan wakilnya Menteri-menteri punggawanya Berkoalisi dengan banyak anggota partai-partai yang menjadi temannya DPR, MPR sebagai penengahnya Jika terblesit boomerang Oposisi kan datang. Membawa hokum dan menganggkatnya Dating pula hakim dan jaksa Menghadap MK dan MA Berjalan beriringan namun hati bertolak belakang Tangan menjabat namun tubuh menggeliat Lunturnya tinta tak dapat menggambarkan keanekaannya Kanvas pun tak dapat menampungnya Hasrat akan kekuasaan menimbulkan kemaksiatan Tak lagi tubuh yang bersetubuh Namun politik mati akan nurani Wow Au Oe Perkumpulan banyak orang Tekad mantap satu tujuan Hadir karna permasalahan Jerit menjadi kekhasan Menabur api mengais batu Melempar kata berbuah debu Gas air mata bak santapan Mengalir tanpa dihiraukan Tak kenal lelah Tak kenal lawan yang kan diserang Sebetulnya hanyalah ikut-ikutan Keabstrakan yang membisikkan Karena baginya mereka pahlawan #tambatan jiwa# Ku mencintaimu sepenuh hati Sayangku padamu tertanam dalam jiwa nan suci Menghias embun yang membisu Saat jangkrik tak lagi berderu Ku ingin kau tahu Kala hatiku memilihmu Jantung berdetak tak menentu Mengumandangkan undang-undang cinta untukmu Bibir tak lagi membisu Menyanyikan lagu rindu padamu Otak tak lagi membeku Akan bayangan indah dirimu Saat kita bersanding bersama Ingin kurengkuh tanganmu Kugandeng dan tak kan kulepas Bertahap kan kurekatkan jemariku Melekat erat di jemarimu Jangan kau lepas saying Kala malam mendatangku Terbayang lukis indah wajahmu Senyum menyungging kepadaku Melambai tangan memanggilku Itu harapanku Akankah impian itu kau bantu wujudkan Bersamamu kuingin naik pelaminan Denganmu duduk disinggasana pernikahan Harus kau tahu sayang Suara merdu penyanyi manapun Tak kan menandingi pesona suaramu Saat kau genggam tangan sang penghulu Berkata ijab untukku Sayang, Kuharapkan semua itu Karena hati ini jujur padamu Bukan lagi sebagai permainan Namun sebagai jawaban kepada tuhan #Sosok Pendamping Ibu# Jika ada harta yang tak ternilai Itu cintamu, ayah Jika ada cahaya yang tak pernah padam Itu nasihat-nasihatmu, ayah Segala tentangmu selalu mengarahkanku Andai ada lautan yang tak bertepi Itu kasih sayangmu, ayah Andai ada roda yang tak berhenti berputar Itu pesanmu, ayah Semua tentangmu slalu berfungsi Bak kekasih yang setia Itu janji-janjimu Umpama ramalan penyair cinta Itu firasatmu Tiap bagian darimu, mengalahkan keangkuhanku Ku cinta kamu, ayah *Malaikat Pemilik Surga* Banyak kata yang ingin kuungkap Ibu Andai tiap butir doamu adalah mutiara Ku kan jadi orang paling kaya Karena setiap kedipmu kau panjatkan doa Ibu Kuingin kau tahu Bahumu bak baja Baja terkuat yang pernah ada Tenagamu selalu perkasa Menandingi perkasanya pohon tertua Ibu Apakah kau menyadari Hatimu bak sutera Yang selalu memberikan kelembutan Disaat aku kedinginan dengan masalah kehidupan Ibu Pernahkah kau pikirkan Kasih sayangmu tak terlekang waktu Cintamu tak meluap tak bertepi Semua jasamu Kan kuukir dalam hatiku Ibu Kucinta #Sayap Kanan Kiriku# Tangan kokohmu Tak pernah letih melindungiku Kau Perisai yang tak pernah lelah menjagaku Tatagku, tetaplah jadi sayap kananku Menjadi benteng yang menyelimutiku Tangan yang tak kalah kokohnya Merajuk, merayu Cubitan senggolan nakal yang kau layangkan Menyebalkan ! ucap bibirku Membahagiakan . bantah hati kecilku Kukuhku, tetaplah jadi sayap kiriku Menjadi mainan yang abadi Tatag Kukuh Tetaplah seperti itu Saling menggenggam melangkah bergandengan Menjadikan dukamu adalah dukaku Mengukuhkan bahagiaku adalah bahagiamu ^ Gelombang Jahanam ^ Nuansa bening yang selalu kau kandung Kejernihanmu kan selalu kujaga Bersamamu aku hidup Tanpamu ku tak berdaya Kau tahu kawan Kehadiranmu sangat bermakna Namun, Kala tuhanmu telah murka Beribu-ribu kawanmu dia tumpahkan Tak kenal teman ataupun lawan Semua akan kebagian Gemuruh mencuak Gelombang mencekam Nuansa bening telah pudar Siapa yang bertanya Darimana datangnya Bungkam semua mulut Sunyi sepi bibir tak menjawab Bergulung-gulung Berkejar-kejaran bak kupu-kupu terbang Menakutkan Mengerikan Berton-ton jika ditimbang Dating di kala malam Pulang ketika senja dating Jejak pahit kau tinggal Kenangan kelam kau curahkan Saat dirimu dating bersamaan Tak kusalahkan Karena pesona lainmu menarik semua kawan SATU Satu bukan berarti satu Satu beranak satu ditambah satu tak lagi satu Itulh gambaran akan agamaku Satu keyakinan namun banyak prahara perbedaan Satu tujuan tapi beda jalan Cabang dan cabang menimbulkan kebingungan Inikah prahara dalam agama Berawal putih, Terlahir bersih, Namun tercipta pembiasan cahaya Banyak warna yang berarti sama Dilemma-dilema terlahir dalam duka Kala takdir berkumandang Pertanda kemenangan Bukti adanya hari besar Buku, kitab, maupun ijtihad Kadang tak sanggup menjawab Dunia ini fleksibel Begitu pula kita Peluk erat kedinamisan demi kesatuan **Julang Kekuasaan** Hidup dan kehidupan Kan selalu hadir suatu jembatan Bukan penyeberangan Melainkan pembatas akan kasta dan kesetiaan Tinggi rendah selalu menyerta Tak mampu dihindari maupun dipungkiri Kaya miskin Mampu tak mampu telah tertulis dalam kalbu Tergambar dalam keabstrakkan yang tak tertebak Nasib Takdir merupakan jawabannya Semu Tak terlihat oleh kasap mata Sunyi Tak terdengar oleh gendang telinga Itu adalah aturan Darinya penggenggam tubuh zaman Kini yang ku Tanya Adakah kebersamaan Adakah kesetiakawanan Jika kita lihat Susunan bata menjulang tinggi Pagar besi tertutup rapi Kapankah terbit pencerah Untuk mereka yang selama ini bungkam Hidupmu, hidupmu Hidupku, hidupku Prinsip terangkat tinggi Tanpa mendengar kelebat sayap kanan kiri Ataupun bisikan sang bidadari Kalem Cemerlang bersekat kain mori ^HARTA SANG SAKA^ Indonesia kaya akan SDA Kaya akan budaya Kaya akan suku bangsa Dari sabang sampai merauke Terhuni suku nan aneka Mengandung nilai dan budaya Seni, tari, adegan, hingga pagelaran Berwarna-warni bak pelangi Satu corak, satu keajaiban, satu kekhasan Adat yang bernilai Mengiringi budaya nan asri Lenggak-lenggok tari diperagakan Berdendang gamelan pukulan dalang Kecapi hadir menghiasi Menambah semerbaknya malam hari ~Pangkal-Ujung~ Berkumpul satu demi satu menjadi beribu Dari timur hingga barat Bertemu pada satu jalan dan niat Paduan nada tinggi mulai menyeru Menderu, menggelegar, memecahkan kalbu Ini akibat dari ulahmu Wahai para penguasa Kau keluarkan aturan tanpa membaca Tanpa melihat Tanpa menimbang pula Wahai penguasa Tak tahukah kau rakyat galau akan ulahmu Bak artis kau selalu eksis Kasus demi kasus bermunculan Kepada siapa kami menyalahkan Jika bukan kau ! Akankah kami diam Bukan salah kami mobil terbakar Engsel lepas dari pagarnya Hai penguasa Sadarkah kau, ingat akan janjimu Bukan hanya janji palsu Tak merasa ibakah kau Rakyat kelaparan tergeletak dikolong jembatan Beralaskan bumi, beratap langit Berselimut angin dan hujan Sedang kau, Tidur berbantal emas Sementara kerjamu bak kaleng bekas Jangan salahkan kami Karena kau yang memulai

DRAMATISASI PUISI " SLA" WS RENDRA

Kelompok 4 Anggota: 1. Riya Ariyani sebagai narator suasana 2. Alien Kurnia sebagai guru 3. Marsista Eka sebagai narator cerita 4. Suci Mega sebagai murid 1 5. Gigih Wahyu W. sebagai sutradara&pembuat naskah 6. Tria Oktavia sebagai orang tua 2 7. Indika sebagai orang tua 1 8. Ahmad Zamaludin sebagai murid 2 9. Noora Lailatul muna sebagai murid 3 SAJAK S L A Oleh : W.S. Rendra Narator suasana: Zaman bisa dibilang edan. Semua tidak lagi murni pada aturan. Kerekayasaan selalu ada dan melekat erat tanpa jarak. Di sebuah bangunan yang kita sebut sebagai sekolahan, terlihat suasana yang kurang mencerminkan pendidikan yang sebagaimana mestinya. Kalang kabut tak karuan. Tua muda tak ada beda. Narator cerita: Murid-murid mengobel klentit ibu gurunya Bagaimana itu mungkin ? Itu mungkin. Karena tidak ada patokan untuk apa saja. Semua boleh. Semua tidak boleh. Tergantung pada cuaca. Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja. Tergantung pada kuku-kuku garuda dalam mengatur kata-kata. Narrator suasana: Di sebuah ruangan tanpa sekat yang tebal, terekam suatu percakapan. Beberapa orang itu tidak bodoh, namun apa yang mereka bicarakan membuat mereka terlihat tak berpendidikan. Orang tua 1: (berdiri, melangkah kesan kemari) Ibu guru perlu sepeda motor dari Jepang. Ibu guru ingin hiburan dan cahaya. Orang tua 2: (duduk) Ibu guru ingin atap rumahnya tidak bocor. Dan juga ingin jaminan pil penenang, tonikum-tonikum dan obat perangsang yang dianjurkan oleh dokter. Narrator cerita: Maka berkatalah ia Kepada orang tua murid-muridnya : tanpa sedu sedan, tanpa rasa sungkan, dan tanpa ada batasan. Entah melalui olah pesan atau renungan tajam. Dia katakan sejujurnya. Apa adanya. Guru : (berdiri, duduk) “Kita bisa mengubah keadaan. Anak-anak akan lulus ujian kelasnya, terpandang di antara tetangga, boleh dibanggakan pada kakak mereka. Soalnya adalah kerjasama antara kita. Jangan sampai kerjaku terganggu, karna atap bocor.” Narrator cerita: Dan papa-papa semua senang. Di pegang-pegang tangan ibu guru, dimasukan uang ke dalam genggaman, serta sambil lalu, di dalam suasana persahabatan, teteknya disinggung dengan siku. Demikianlah murid-murid mengintip semua ini. Inilah ajaran tentang perundingan, perdamaian, dan santainya kehidupan. Guru: Ini barulah yang dinamakan kerja sama. Uang di tangan, oh, terasa benar nikmatnya. Tak perlu kumengelap keringat, Kipas tak lagi kertas. Uang. Uang. Hahahahaha.. upsss.. Oh,hampir kulupa. Saatnya ku bekerja. Murid-murid manisku, pasti telah menunggu. Narrator suasana: Murid tunggang langgang mencari pelenggahan. Setelah kepergian beberapa orang tua,guru menata amplop-amplop yang beriasi uang itu dalam tasnya. Senyum menyungging di wajahnya. Kepala yang hanya berjumlah satu digeleng-gelengkannya. Senang. Senang. Senang. Berjalanlah ia melakukan kerjanya. guru: “Kemajuan akan berjalan dengan lancar. Kita harus menguasai mesin industri. Kita harus maju seperti Jerman, Jepang, Amerika. Sekarang, keluarkanlah daftar logaritma.” Murid 1,2,3: Murid-murid tertawa, dan mengeluarkan rokok mereka. Guru: “Karena mengingat kesopanan, jangan kalian merokok. Kelas adalah ruang belajar. Dan sekarang : daftar logaritma !” Murid 1,2,3: Murid-murid tertawa semakin keras Murid 1: (tetap duduk) “Kami tidak suka daftar logaritma. Tidak ada gunanya !” Guru : (berdiri, berjalan mendekati murid) “kalian tidak ingin maju ?” Murid 1: (berdiri) “Kemajuan bukan soal logaritma. Kemajuan adalah soal perundingan. Guru: “Jadi apa yang kalian inginkan ?” Murid 2: (tetap duduk, menghadap kearah guru) “Kami tidak ingin apa-apa. Kami sudah punya semuanya.” Guru: (menggebrak meja) “Kalian mengacau !” Murid 3: (berdiri, menggebrak meja) “Kami tidak mengacau. Kami tidak berpolitik. Murid 2: (duduk jegang, merokok) Kami merokok dengan santai. Murid 1: (berjalan mendekati guru, menghadap penonton) Seperti ayah-ayah kami di kantor mereka : santai, tanpa politik berunding dengan Cina berunding dengan Jepang menciptakan suasana girang. Murid 3: (tetap berdiri, tangan menunjuk-tunjuk) Dan apa kau tahu? di saat ada pemilu, kami membantu keamanan, meredakan partai-partai.” Murid 1,2,3 : Murid-murid tertawa. Murid 2: (mengebulkan rokok, duduk santai) Mereka menguasai perundingan. Ahli lobbying. Faham akan gelagat. Pandai mengikuti keadaan. Narrator suasana: Setelah berdebat dengan guru, satu per satu murid-murid itu meninggalkan kelas. Mereka duduk di kantin, minum sitrun, menghindari ulangan. Guru: Hey,mau kemana kalian? (murid-murid cuek dan pergi) Dasar anak-anak tak tahu diri. (guru meninggalkan kelas) Murid 1,2 ,3: (setelah guru meninggalkan kelas, murid-murid kembali ke kelas. Mereka berbuat sesukanya) Narrator isi: Seperti itulah keadaannya. Mereka tertidur di bangku kelas, yang telah mereka bayar sama mahal seperti sewa kamar di hotel. Murid 1: Sekolah adalah pergaulan, yang ditentukan oleh mode, dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan. Murid 2: Dan bila ibu guru berkata : “Keluarkan daftar logaritma !” Busyet. Persetan dengan itu semua. Murid 1,2,3: (tertawa) Narrator suasana: Murid-murid tertawa. Dan di dalam suasana persahabatan, mereka mengobel ibu guru mereka.