Selasa, 09 April 2013

Analisis Novel Kubah


Analisis Novel Kubah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresiasi Prosa
Pengampu : Ibu Nas Haryati dan Ibu Wati
Oleh :
1.                        Kurnia Bayu Pradana              (2101410060)
2.                        Gigih Wahyu Wijayanti          (2101410057)
3.                        Suci Mega Rahmawati            (2101410054)
4.                        Siti Nur Azizah                       (2101410056)
5.                        Armia Kuspitutri                     (2101410059)
6.                        Efri Dwi Hastuti                     (2101410078)
7.                        Annisa Birrul Walidain           (2101410137)
8.                        Areni Yulitawati                     (2101410138)

Rombel 2

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011





I.    SINOPSIS
Tokoh utama dalam novel ini adalah Karman, Karman merupakan seorang pemuda yang memiliki potensi dalam bidang politik. Pada saat itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang gencar merekrut anggota. Di saat itu pula Karman sedang mengalami keterpurukan akibat lamarannya untuk mempersunting Rifah di tolak oleh Haji Bakir. Keadaan tersebut lantas dimanfaaatlkan oleh tokoh PKI yang bernama Triman. Pasca kejadian G 30 S/PKI, Karman tertanggkap oleh aparat pemerintahan. Karman di buang ke pulau pengasingan selama 12 tahun. Setelah keluar dari penjara, Karman kembali ke Pagetan. Akan tetapi Marni, istrinya telah memiliki suami lagi akibat dari himpitan ekonomi. Karman pun harus bisa menerima kenyataan tersebut. Mesjid Haji Bakir pun terlihat semakin tua. Temboknya sudah retak, banyak genting yag sudah pecah dan bila angin bertiup maka akan terdengar suara seng yang saling bergesekan karena kubah masjid yang terbuat dari seng banyak yang lepas dari patrinya. Para jamaan pun sepakat hendak memugar masjid tersebut. Karman ingat dengan pendidikan keterampilan bertukang saat dia berada di pengasingan. Ia lalu menemui Haji Bakir, dan menawarkan diri untuk membangun kubah dan Hasyim pun menjual tiga ekor kambing untuk membeli alat dan bahan pembuat Kubah.
            Karman merasakan kepuasan tersendiri saat menyelesaikan kubah mesjid. Ia merasa tenang dan semakin dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia menyadari sepenuh hati kesalahan yang telah ia lakukan.

II.  ANALISIS BERDASARKAN PENDEKATAN-PENDEKATAN
A.     Pendekatan Analitis
Pendekatan analitis membahas mengenai hubungan antar unsur yang membangun suatu karya sastra. Suatu karya sastra novel yang berjudul Kubah karya Ahmad Thohari dibangun dari unsur intrinsik dan intrinsik yang saling berkaitan. Dalam novel ini membahas mengenai komunis yang dilakonkan oleh Karman yang merupakan salah satu tahanan komunis. Hal ini terjadi di sebuah desa bernama Pegaten. Diceritakan tokoh Karman ikut terlibat dalam komunis karena alasan banyak hal salah satunya pekerjaan. Selama mendekam di penjara, Karman ditinggal menikah oleh istrinya, Marni dengan Parta. Hal itu menimbulkan konflik batin bagi Karman dan istrinya. Banyak terjadi perubahan di masyarakat Pegaten saat Karman kembali lagi ke sana. Anak perempuan Karman yang bernama Tini dipinang oleh Jabir anak Rifah wanita yang dicintai Karman waktu muda. Berbagai konflik dari tokoh dikemas dalam sebuah alur campuran yang berawal dari kisah Karman di penjara kemudian lamunan masa lalu Karman dan kembali lagi ke masa sekarang setelah Karman kembali ke Pegaten. Pengarang sebagai orang ketiga serba tahu, mengemas cerita dan memunculkan konflik yang bertubi-tubi pada tokoh. Hal itu mengandung tujuan memberi pesan kepada pembaca. Didukung dengan latar belakang pengarang dan unsur sosial serta budaya yang ada saat itu membuat cerita semakin menarik.
B.     Pendekatan Historis
Ahmad Tohari, (lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948. ahmad tohariadalah sastrawan Indonesia. Ia menamatkan SMA N 2 Purwokerto. Namun demikian, ia pernah mengenyam bangku kuliah, yakni Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976). Ia pernah bekerja di majalah terbitan BNI 46, Keluarga, dan Amanah. Ia mengikuti International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat (1990) dan menerima Hadiah Sastra ASEAN (1995). Ahmad Tohari tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaannya yang mewarnai seluruh karya sastranya. Ahmad tohari melewati masa-masa menegangkan ketika aliran atu faham komunis meracuni pikiran-pikiran masyyarakat Indonesia hingga masa-masa penghancuran komunis oleh orde baru. Karyanya yang apik ini mendapat apresiasi yang baik bagi pembaca sampai mendapatkan penghargaan yayasan buku utama tahun 1981 dan sudah diterbitkan dalam berbagai bahasa seperti jepang, belanda dan jerman.
C.    Pendekatan Didaktis
Penerapan pendekatan didaktis berfokus pada pemahaman kita terhadap prosa fiksi yang terwujud melalui kesimpulan kita mengenai nilai-nilai yang terkandung di dalam prosa fiksi tersebut. Beberapa nilai yang dapat kami simpulkan setelah membaca novel Kubah antara lain adalah nilai budaya, nilai pendidikan, nilai sosial politik, nilai agama serta berbagai macam kompleksitas masalah kehidupan.
Nilai budaya dapat dibuktikan dengan paparan pengarang mengenai budaya di desa Pegaten dan dialog antar tokohnya. Misalnya seperti ketika Haji Bakir datang mewakili Jabir, cucunya, ketika melamar Tini. Haji Bakir menggunakan gaya bahasa lama dan etika yang biasa digunakan oleh penduduk Pegaten ketika hendak melamar seorang gadis.
Kemudian nilai pendidikan di dalam novel Kubah tidak dipaparkan secara tersurat, namun kita dapat melihatnya secara tersirat. Dibuktikan ketika Karman dengan mudahnya dapat dipengaruhi oleh Margo dan kawan-kawannya sehingga kehidupannya berantakan dan akhirnya dia dijebloskan ke penjara. Kita dapat mengambil pelajaran dan kesimpulan dari kejadian itu.
Nilai sosial politik terdapat pada masalah yang diangkat oleh pengarang, mengenai masalah partai komunis yang ingin didirikan oleh Margo dan kawan-kawan. Masalah politik seperti usaha-usaha merekrut kader partai dan segala bentuk pertentangan terhadap ideologi pancasila dipaparkan secara jelas dalam novel Kubah.
Nilai agama dibuktikan pengarang melalui perilaku para tokohnya, disatu sisi ada tokoh yang begitu taat beribadah seperti keluarga Haji Bakir dan di sisi lain ada pihak yang mengingkari keberadaan Tuhan, seperti Margo dan para anggota partai. Sedangkan tokoh utama, Karman, berada di tengah-tengah dengan perubahan karakter seiring dengan berkembangnya alur dan permasalahan dalam cerita.
Sedangkan kompleksitas masalah kehidupan dibuktikan dengan paparan, deskripsi dan perilaku para tokoh lengkap dengan kehidupan dan konflik yang sangat kompleks.
D.    Pendekatan Sosiopsikologis
Kehidupan masyarakat di novel ini mengacu pada peristiwa sekitar G30S/PKI. Pada awalnya, keadaan aman dan damai serta suasana kekeluargaan masih kental, yang mencerminkan masyarakat desa. Namun setelah terjadi pemberontakan PKI, kerusuhan terjadi di mana-mana, banyak orang yang kekurangan pangan karena terjadi inflasi, serta kejadian-kejadian buruk lain. Dan setelah kerusuhan mereda dan pemberontakan gagal, keadaan kembali seperti semula. Keadaan ini sangat mempengaruhi jalannya cerita, karena latar waktu kejadian diambil dari peristiwa waktu itu. Selain itu, penulis juga mengungkapkan betapa rasa kekeluargaan kental pada masyarakat zaman itu, hal ini terlihat waktu Karman yang merupakan mantan anggota PKI ketika ingin kembali pada warga, mereka menerima Karman dengan lapang dada.



1 komentar:

  1. Assalamualaikum.
    Izin copy Ukhty, untuk tugas mata kuliah.
    Matursuwon

    BalasHapus