Analisis Novel Kubah
Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Apresiasi Prosa
Pengampu : Ibu Nas Haryati dan Ibu Wati
Oleh :
1.
Kurnia Bayu Pradana (2101410060)
2.
Gigih Wahyu
Wijayanti (2101410057)
3.
Suci Mega
Rahmawati (2101410054)
4.
Siti Nur Azizah (2101410056)
5.
Armia Kuspitutri (2101410059)
6.
Efri Dwi Hastuti (2101410078)
7.
Annisa Birrul
Walidain (2101410137)
8.
Areni Yulitawati (2101410138)
Rombel
2
PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN
SENI
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2011
I. SINOPSIS
Tokoh utama dalam novel ini adalah
Karman, Karman merupakan seorang pemuda yang memiliki potensi dalam bidang
politik. Pada saat itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang gencar merekrut
anggota. Di saat itu pula Karman sedang mengalami keterpurukan akibat
lamarannya untuk mempersunting Rifah di tolak oleh Haji Bakir. Keadaan tersebut
lantas dimanfaaatlkan oleh tokoh PKI yang bernama Triman. Pasca kejadian G 30 S/PKI, Karman tertanggkap oleh aparat
pemerintahan. Karman di buang ke pulau pengasingan selama 12 tahun. Setelah keluar dari penjara, Karman
kembali ke Pagetan. Akan tetapi Marni, istrinya telah memiliki suami lagi akibat dari himpitan ekonomi.
Karman pun harus bisa menerima kenyataan tersebut. Mesjid Haji Bakir pun
terlihat semakin tua. Temboknya sudah retak, banyak genting yag sudah pecah dan
bila angin bertiup maka akan terdengar suara seng yang saling bergesekan karena
kubah masjid yang terbuat dari seng banyak yang lepas dari patrinya. Para
jamaan pun sepakat hendak memugar masjid tersebut. Karman ingat dengan
pendidikan keterampilan bertukang saat dia berada di pengasingan. Ia lalu
menemui Haji Bakir, dan menawarkan diri untuk membangun kubah dan Hasyim pun
menjual tiga ekor kambing untuk membeli alat dan bahan pembuat Kubah.
Karman
merasakan kepuasan tersendiri saat menyelesaikan kubah mesjid. Ia merasa tenang
dan semakin dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia menyadari sepenuh hati
kesalahan yang telah ia lakukan.
II. ANALISIS
BERDASARKAN PENDEKATAN-PENDEKATAN
A.
Pendekatan Analitis
Pendekatan
analitis membahas mengenai hubungan antar unsur yang membangun suatu karya
sastra. Suatu karya sastra novel yang berjudul Kubah karya Ahmad Thohari
dibangun dari unsur intrinsik dan intrinsik yang saling berkaitan. Dalam novel
ini membahas mengenai komunis yang dilakonkan oleh Karman yang merupakan salah
satu tahanan komunis. Hal ini terjadi di sebuah desa bernama Pegaten.
Diceritakan tokoh Karman ikut terlibat dalam komunis karena alasan banyak hal
salah satunya pekerjaan. Selama mendekam di penjara, Karman ditinggal menikah
oleh istrinya, Marni dengan Parta. Hal itu menimbulkan konflik batin bagi
Karman dan istrinya. Banyak terjadi perubahan di masyarakat Pegaten saat Karman
kembali lagi ke sana. Anak perempuan Karman yang bernama Tini dipinang oleh
Jabir anak Rifah wanita yang dicintai Karman waktu muda. Berbagai konflik dari
tokoh dikemas dalam sebuah alur campuran yang berawal dari kisah Karman di
penjara kemudian lamunan masa lalu Karman dan kembali lagi ke masa sekarang
setelah Karman kembali ke Pegaten. Pengarang sebagai orang ketiga serba tahu,
mengemas cerita dan memunculkan konflik yang bertubi-tubi pada tokoh. Hal itu
mengandung tujuan memberi pesan kepada pembaca. Didukung dengan latar belakang
pengarang dan unsur sosial serta budaya yang ada saat itu membuat cerita
semakin menarik.
B.
Pendekatan
Historis
Ahmad
Tohari, (lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948.
ahmad tohariadalah sastrawan Indonesia. Ia menamatkan SMA N 2 Purwokerto. Namun
demikian, ia pernah mengenyam bangku kuliah, yakni Fakultas Ilmu Kedokteran
Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman,
Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman
(1975-1976). Ia pernah bekerja di majalah terbitan BNI 46, Keluarga, dan
Amanah. Ia mengikuti International Writing Program di Iowa City, Amerika
Serikat (1990) dan menerima Hadiah Sastra ASEAN (1995). Ahmad Tohari tidak
pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaannya yang mewarnai seluruh
karya sastranya. Ahmad tohari melewati masa-masa menegangkan ketika aliran atu
faham komunis meracuni pikiran-pikiran masyyarakat Indonesia hingga masa-masa
penghancuran komunis oleh orde baru. Karyanya yang apik ini mendapat apresiasi
yang baik bagi pembaca sampai mendapatkan penghargaan yayasan buku utama tahun
1981 dan sudah diterbitkan dalam berbagai bahasa seperti jepang, belanda dan
jerman.
C.
Pendekatan
Didaktis
Penerapan
pendekatan didaktis berfokus pada pemahaman kita terhadap prosa fiksi yang
terwujud melalui kesimpulan kita mengenai nilai-nilai yang terkandung di dalam
prosa fiksi tersebut. Beberapa nilai yang dapat kami simpulkan setelah membaca
novel Kubah antara lain adalah nilai budaya, nilai pendidikan, nilai sosial
politik, nilai agama serta berbagai macam kompleksitas masalah kehidupan.
Nilai
budaya dapat dibuktikan dengan paparan pengarang mengenai budaya di desa
Pegaten dan dialog antar tokohnya. Misalnya seperti ketika Haji Bakir datang
mewakili Jabir, cucunya, ketika melamar Tini. Haji Bakir menggunakan gaya bahasa
lama dan etika yang biasa digunakan oleh penduduk Pegaten ketika hendak melamar
seorang gadis.
Kemudian
nilai pendidikan di dalam novel Kubah tidak dipaparkan secara tersurat, namun
kita dapat melihatnya secara tersirat. Dibuktikan ketika Karman dengan mudahnya
dapat dipengaruhi oleh Margo dan kawan-kawannya sehingga kehidupannya
berantakan dan akhirnya dia dijebloskan ke penjara. Kita dapat mengambil
pelajaran dan kesimpulan dari kejadian itu.
Nilai
sosial politik terdapat pada masalah yang diangkat oleh pengarang, mengenai
masalah partai komunis yang ingin didirikan oleh Margo dan kawan-kawan. Masalah
politik seperti usaha-usaha merekrut kader partai dan segala bentuk
pertentangan terhadap ideologi pancasila dipaparkan secara jelas dalam novel
Kubah.
Nilai
agama dibuktikan pengarang melalui perilaku para tokohnya, disatu sisi ada
tokoh yang begitu taat beribadah seperti keluarga Haji Bakir dan di sisi lain
ada pihak yang mengingkari keberadaan Tuhan, seperti Margo dan para anggota
partai. Sedangkan tokoh utama, Karman, berada di tengah-tengah dengan perubahan
karakter seiring dengan berkembangnya alur dan permasalahan dalam cerita.
Sedangkan
kompleksitas masalah kehidupan dibuktikan dengan paparan, deskripsi dan
perilaku para tokoh lengkap dengan kehidupan dan konflik yang sangat kompleks.
D.
Pendekatan
Sosiopsikologis
Kehidupan
masyarakat di novel ini mengacu pada peristiwa sekitar G30S/PKI. Pada awalnya,
keadaan aman dan damai serta suasana kekeluargaan masih kental, yang
mencerminkan masyarakat desa. Namun setelah terjadi pemberontakan PKI,
kerusuhan terjadi di mana-mana, banyak orang yang kekurangan pangan karena
terjadi inflasi, serta kejadian-kejadian buruk lain. Dan setelah kerusuhan
mereda dan pemberontakan gagal, keadaan kembali seperti semula. Keadaan ini
sangat mempengaruhi jalannya cerita, karena latar waktu kejadian diambil dari
peristiwa waktu itu. Selain itu, penulis juga mengungkapkan betapa rasa
kekeluargaan kental pada masyarakat zaman itu, hal ini terlihat waktu Karman
yang merupakan mantan anggota PKI ketika ingin kembali pada warga, mereka
menerima Karman dengan lapang dada.
Assalamualaikum.
BalasHapusIzin copy Ukhty, untuk tugas mata kuliah.
Matursuwon