PENELITIAN EKSPERIMEN
I.
PENDAHULUAN
Salah satu
metode penelitian adalah
eksperimen. Untuk dapat
melaksanakan suatu eksperimen
yang baik, perlu
dipahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang
berkait dengan komponen-komponen eksperimen diiantaranya hakikat ekperimen,
karakteristik penelitian eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen,
contoh penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen.
Selanjutnya, untuk
lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini akan dibahas
mengenai metode penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sugiyono
(2010:107) metode penelitian ekperimen diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali. Menurut Wiersma
(1991:99) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situsi penelitian yang
sekurang-kurangnya satu variable bebas, yang biasa disebut sebagai variable
eksperimental. Gay (1981) menyatakan bahwa metode ekperimen merupakan
satu-satunya metode peneltian yang dapat menguji secara hipotesis menyangkut
hubungan kausal (sebab-akibat). Metode penelitian eksperimen merupakan bagian
dari metode kuantitatif. Dalam bidang
fisika, penelitian-penelitian dapat mengguanakan desain eksperimen, karena
variable-variabel yang dipilih dan variable-variabel lain dapat mempengaruhi
proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Berbeda halnya dengan
penelitian-penelitian sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang
digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat karena
banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit mengontrolnya.
B.
Karakteristik
penelitian eksperimen
Menurut Ary
(1985), ada tiga
karakteristik penting dalam
penelitian eksperimen,
anatar
lain:
1. Manipulasi
Memanipulasi variabel
adalah tindakan yang
dilakukan oleh peneliti
atas dasar
pertimbangan ilmiah.
Perlakuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan secara
terbuka
untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
2. Pengendalian
Menurut Gay
(1982 ) mengontrol merupakan usaha
peneliti untuk memindahkan
pengaruh variabel
lain yang mungkin
dapat mempengaruhi variabel
terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen,
group eksperimen dan
group kontrol sebaiknya
diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
3. Pengamatan
Tujuan dari
kegiatan observasi dalam
penelitian eksperimen adalah
untuk melihat dan mencatat
segala fenomena yang
muncul yang menyebabkan
adanya perbedaan diantara dua
group.
C.
Langkah-Langkah
Penelitian Eksperimental
Langkah-langkah dalam
penelitian eksperimen pada
dasarnya hampir sama
dengan
penelitian lainnya.
Menurut Gay (1982
: 201) langkah-langkah dalam
penelitian
eksperimen
yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:
1. Adanya
permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2. Pemilihan subjek yang
cukup untuk dibagi
dalam kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
3. Pembuatan
atau pengembangan instrumen.
4. Pemilihan
desain penelitian.
5. Eksekusi
prosedur.
6. Melakukan
analisis data.
7. Memformulasikan
simpulan.
D.
Contoh
Penelitian Eksperimen
1. Mencari
pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini
variasi panas dan muai panjang dapat diukur secara teliti dan penelitian
dilakukan di laboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar
dapat dikontrol.
2. Pengaruh
air laut terhadap korosi logam tertentu. Hal ini juga
dapat dilakukan melalui penelitian dengan desai ekperimen karena kondisi dapat
dikontrol secara teliti.
3. Mencari
pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Untuk mencari seberapa
besar pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid,
maka harus membandingkan pemahaman murid sebelum menggunakan metode ontekstual,
dan sesudah menggunakan metode kontekstual.
4. Penerapan
Model Kooperatif dalam Pembelajaran Menulis (studi
eksperimen terhadap siswa SLTPN 3 Garut Tahun Ajaran 2003/2004)
E.
Beberapa
Bentuk Desain Eksperimen
1.
Pre-Experimen
Designs (nondesigns)
Dikatakan
pre-experimental design karena desain ini belum merupakan ekperimen sungguh-sungguh.
Hal itu karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variable dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variable
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini
dapat terjadi karena tidak adanya variable control dan sampel tidak dipilih
secara random.
Bentuk
pre-experimental designs ada beberapa macam, yaitu:
a. One-shot
Case Study
Paradigma
dalam penilitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut
|
X=
treatment yang diberikan ( variable independen)
O=
observasi ( variable dependen)
Paradigma
ini dapat dibaca sebagai berikut : terdapat suatu kelompok diberi
treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Treatment adalah sebagai variable independen
dan hasil adalah sebagai variable dependen.
Contoh :
Contoh :
Pengaruh
Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O)
b. One-group
Pretest-Posttest Design
Pada
model penelitian ini terdapat pretest sebelum dilakukan penelitian. Oleh karena
itu, hasil penelitian dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
|
O1=
nilai pretest ( sebelum diberi diklat)
O2=
nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh
diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2 – O1 )
c. Intact-Group
Comparison
Pada
desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi
dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan)
dan yang setengah untuk kelompok control ( yang tidak diberi perlakuan).
Paradigma penelitiannya yaitu:
|
O1
= hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2
= hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh
perlakuan = O1 – O2
Contoh :
Dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi
belajar murid dalam pelajaran praktik engelas pada SMK. Terdapat empat kelas
yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan
metode demonstrasi (O1) dan dua kelas dengan metode ceramah (O2).
Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang
diajar dengan metode demonstrasi lebih tinggi daripada murid yang diajar dengan
metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran
praktik mengelas. ( O1-O2)
2.
True
Experimental Design
Dikatakan
true experimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variable luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan
untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara random dari
populasi tertentu.
Bentuk
desain true experimental yaitu:
a. Postrtest-Only
Control Design
|
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok control. Jika
ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok control,
maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
b. Pretest-Posttest
Control Group Design
|
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok ekperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (
O2 – O1 ) – ( O4 – O3 )
3.
Factorial
Design
|
Pada
desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai
pretestnya sama. O1=O3=O5=O7.dalam
hal ini variable moderatornya adalah Y1 dan Y2
Contoh
:
Dilaukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan
pelayanan pada masyarakat. Utnuk itu dipilih empat kelompok secara random.
Variable moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki ( Y1)
dan perempuan (Y2).
4.
Quasi
Experimental Design
Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true ekperimental design yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok control, tetapi tidak
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan ekperimen. Desain ini digunkan karena pada kenyataannya sulit
mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian.
Contoh
:
Dilakukan
penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajad kesehatan
karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya
dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap
hari dan yang setengah lagi tidak.
III.
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan
yang telah diuraikan
di atas, dapat
diperoleh simpulan bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian
yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh
pemberian suatu treatment
atau perlakuan terhadap
subjek penelitian. Metode
eksperimen merupakan metode yang paling produktif karena jika dilakukan dengan baik
akan dapat menjawab
hipotesis yang utamanya
berkaitan dengan hubungan sebab
akibat. Oleh karena
itu, penelitian yang
sering dilakukan peneliti dalam dunia pendidikan adalah
penelitian eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuddin, Vismania. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D).Bandung : Alfabeta
factorial design
BalasHapuskalo tipe ekperimental dengan bentuk eksperimental itu beda ga pak???
BalasHapus