Selasa, 09 April 2013

Karangan Eksposisi

Globalisasi

Perkembangan dunia pada era sekarang tidak bisa lepas dari pengaruh globalisasi. Globalisasi yang telah mendunia itu menelusup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dari aspek yang paling besar hingga merambah ke aspek terkecil. Hal itu sesuai dengan asal katanya, kata "globalisasi" yang diambil dari kata global, yang bermakna universal. Universal yang berarti menyeluruh itu membuat globalisasi membawa dampak pada setiap insan yang hidup. Berkenaan dengan globalisasi, Achmad Suparman menyatakan bahwa globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh tokoh diatas, sesungguhnya globalisasi adalah suatu proses perubahan unsur hidup dan tak hidup menjadi tampilan yang baru. Proses perubahan itu tidak lagi mengenal batas-batas bidang tertentu khususnya wilayah. Perubahan itu juga berkenaan dengan ciri khas individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Berbeda dengan Suparman, Malcom waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania, berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting yang terjelma di dalam kesadaran orang. Jika Suparman mengartikan globalisasi bertumpu pada proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku), Malcom mengartikan globalisasi berkenaan dengan sosial budaya yang dimiliki oleh setiap manusia. Walaupun antara kedua tokoh itu penitikberatannya akan makna globalisasi berbeda, namun inti atau unsur pemikirannya relative sama. Sama-sama mengenai perubahan yang tidak mengenal batas wilayah.
Pada umumnya globalisasi dimaknai sebagai perubahan yang tidak mengenal batas wilayah. Tidak mengenal itu baik atau buruk, tidak mau tahu dia muda atau tua, yang pasti terus menerobos tanpa lirik kanan atau kiri ataupun menoleh kebelakang. Globalisasi juga tak membedakan aspek yang ingin diterjang. Semuanya sah untuk mendapatkan perubahan.
Kecanggihan globalisasi dalam menerjang, membawa ciri-ciri tersendiri yang bisa diidentifikasi oleh kasat mata. Ciri itu misalnya perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu yang berupa perkembangan alat-alat elektronik yang semakin mengglobal. Hal itu memungkinkan kita untuk merasakan banyak hal dari berbagai macam budaya yang berbeda. Dalam bidang ekonomi, ditandai adanya pasar bebas (pasar yang mendunia) yang menyebabkan produk dalam negeri kalah saing sehingga para pedagang lokal banyak mengalami gulung tikar. Contoh perubahan itu barulah di dua bidang saja, bidang-bidang yang lainpun dipastikan terinbas juga.
Ciri-ciri dari perubahan globalisasi setiap bidang berbeda-beda. Hal itu karena aspek yang dimiliki pun berbeda. Secara umum, Lucian W. Pye menyebutkan globalisasi mempunyai ciri-ciri nyata yaitu berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional, Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya, berkembangnya turisme dan pariwisata, Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain, berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain, bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA, persaingan bebas dalam bidang ekonomi, dan meningkakan interaksi budaya antarnegara melalui perkembangan media massa. Ciri-ciri yang diberikan oleh Lucian hampir mencakup semua aspek masyarakat. Jika dilihat keadaan kehidupan masyarakat kita sekarang ini, ciri-ciri yang disebutkan diatas, sudah ada sejak lama. Disadari atau tidak, perlahan-lahan globalisasi ini makin menampakkan warnanya. Menindaklanjuti pengaruh globalisasi yang semakin marak ini, filter yang baik sangat diperlukan. Setiap insan harus bisa memilah-milah mana yang sesungguhnya cocok dan mana yang harus dihindari. Karena walau bagaimanapun tidak semua perubahan itu baik. Kita yangmengikuti. Kita juga yang menjalani. Jadi kita yang harus menentukan. Penentuan semacam itu bisa dikembalikan lagi pada ideology yang kita punya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar