Rabu, 25 April 2012

SEMANTIK

GIGIH WAHYU WIJAYANTI 2101410057 ROMBEL 02 DEFINISI MORFEM, KATA, KLITIK, LEKSEM, FRASA, KALIMAT, WACANA 1. MORFEM  O’Grady dan Dobrovolsky (1989: 91) menyatakan satuan-satuan bahasa terkecil yang bermakna adalah morfem yang bersifat arbitrer, yang berarti hubungan antara bunyi dari suatu morfem dengan maknanya sama sekali bersifat konvensional, bukan berakar pada objek yang diwakilinya. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 6-7)  Dalam Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 101 morfem didefinisikan sebagai satuan bentuk terkecil yang mempunyai arti.  Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yg mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yg lebih kecil; (http://www.artikata.com/arti-341313-morfem.html , kamis, 19 april 2012, pukul 22 40)  Abdul Chaer, 2007: 146 dalam bukunya Linguistik Umum menyatakan di atas satuan silabel itu secara kualitas ada satuan lain yang fungsional yang disebut morfem. Sebagai satuan fungsional, morfem ini merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.  Morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil yang tidak mempunyai satuan lain selain unsurnya (Ramlan, 1983 : 26).  Morfem ialah satuan bentuk terkecil yang mempunyai arti (Alwasilah, 1983 : 10).  Morfem ialah kesatuan gramatik yang terkecil yang mengandung arti, yang tidak mempunyai kesamaan baik dalam bentuk maupun dalam arti dengan bentuk-bentuk yang lain (Sitindoan, 1984 : 64).  Morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terikat yang tidak dapat dibagi ke dalam bentuk terkecil yang mengandung arti (Bloch dan Trager dalam Prawirasumantri, 1985 : 127).  Morfem adalah komposit bentuk pengertian yang terkecil yang sama atau mirip yang berulang (Samsuri, 1982 : 170).  Bloomfield (1933 : 161) mendefinisikan morfwem sebagai “ a linguistic from wich bears no partial phonetic-semantic resemblance to any other form, is a simple form or morpheme. (Maksud pernyataan itu, “satu bentuk lingual yang sebagiannya tidak mirip dengan bentuk lain mana pun secara bunyi maupun arti adalah bentuk tunggal atau morfem). (http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=81 , kamis, 19 april 2012, pukul 22.43)  Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu bahasa (Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). (http://wiki.bestlagu.com/news/166003-pengertian-morfem.html , kamis, 19 april 2012, pukul 22.45) 2. KATA  Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa.  Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Menurut mereka kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. (Chaer, Abdul, 2007: 162)  Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).”  Menurut Crystal (1980: 383-385), kata adalah satuan ujaran yang mempunyai pengenalan intuitif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 4)  Dalam Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 108 kata adalah satu topik yang selalu dipertentangkan. Dalam Tata Bahasa Nesfield; bab 1 “General Definition” tidak memberi definisi kata, karena tata bahasa dahulu berorientasi pada bahasa tulisan dan kata dalam bahasa tulisan sangat mudah diamati yaitu gugusan huruf-huruf yang dipisahkan dengan spasi. Ada tiga pendekatan mengenai status kata ini: 1) pendekatan semantik, 2) pendekatan fonologis, dan 3) melihat kata sebagai yang tersendiri dan tak dapat diuraikan.  Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas  Wikipedia sendiri mengatakan bahwa kata, yang juga terdapat dalam bahasa melayu, diambil dari bahasa sansekerta “katha”. Dalam bahasa Sansekerta, “katha” artinya “bahasa”, “konversasi”, “cerita” atau “dongeng”. (http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kata.html kamis, 19 april 2012, pukul 22.47) 3. KLITIK  Klitik adalah bentuk yg terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa, misal bentuk “-nya” dalam “bukunya” (http://www.artikata.com/arti-335473-klitik.html, kamis, 19 april 2012,pukul 22.49)  Klitik adalah satuan yang memiliki makna leksikal, tetapi tak bisa disendirikan atau selalu melekat pada satuan lain. (Prof. DR. B. Karno Ekowardono,2007:9)  Klitik adalah morfem terikat yang memiliki makna leksikal. Klitik bisa melekat depan kata pangkalnya, disebut proklitik. Klitik juga bisa melekat belakang kata pangkalnya, disebut enklitik. (http://ningbidari.blogspot.com/2010/03/klitik-dan-morfem-dasar-terikat-klitik.html, minggu, 22 april 2012, pukul 20.26) 4. LEKSEM  Definisi Leksem adalah istilah yang lazim digunakan dalam studi semantic untuk menyebut satuan bahasa bermakna.  Dalam studi morfologi leksem ini sering diartikan sebagai satuan abstrak yang setelah melalui proses morfologi akan membentuk kata. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2094854-pengertian-leksem/ kamis, 19 april 2012, pukul 22.57)  Kridalaksana (1982: 98) mendefinisikan leksem sebagai berikut: 1) satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai bentuk inflektif suatu kata. Contoh: sleep, sleeps, slept, sleeping adalah bentuk-bentuk dari leksem sleep; 2) kata atau frasa yang merupakan satuan bermakna; satuan terkecil dari leksikon. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 5) 5. FRASA  Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.  Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. (Chaer, Abdul, 2007: 222)  Menurut Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 108 dalam bukunya Linguistik Suatu Pengantar, frasa adalah gabungan kata-kata yang mempunyai arti tapi bukan arti lengkap. Leonard Bloomfield dalam Alwasilah, A.Chaedar, 1983: 110 memberi definisi kata sebgai “a minimum free form atau batasan lain sebagai a linguistic unit which does not permit the insertion of other linguistic material, = kesatuan linguistic yang tidak memungkinkan penyisipan materi linguistic apapun. Dengan kata lain kata adalah kesatuan terkecil dari ujaran yang bisa berdiri sendiri.  Samsuri (1985: 93) menyatakan frasa sebagai satuan fungsi, frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 58) Keraf (dalam Rusyana dan Samsuri (Ed.) 1978: 77) mengatakan bahwa pada prinsipnya frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang secara gramatikal bernilai sama dengan sebuah kata yang tidak bisa berfungsi sebagai subjek atau predikat dalam konstruksi itu. Sebaliknya, bila satuan itu yang termasuk dalam sebuah kalimat, memiliki subjek dan predikat maka disebut klausa. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 58)  Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.  Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K. (http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/ kamis, 19 april 2012)  frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat.  Frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Frasa kamis, 19 april ,201222.17) 6. KALIMAT  Kalimat adalah lafal yang tersusun dari dua buah kata atau lebih yang mengandung arti, dan disengaja serta berbahasa Arab (Djuha, 1989) dalam Chaer, Abdul, 2007: 240. Abdul Chaer, 2007: 240 dalam bukunya Linguistik Umum, menyimpulkan bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sebab konjungsi hanya ada kalau diperlukan.  Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2003: 35), kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tiap kata dalam kalimat mempunyai tiga klasifikasi, yaitu berdasarkan (1) kategori sintaksis, (2) fungsi sintaksis, dan (3) peran semantisnya.  Menurut Bloomfield (1933: 170), kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 48) Keraf (1978: 156) menyatakan bahwa kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 48) Menurut Ramlan (1981: 6), kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai oleh nada akhir turun atau naik. (Prof. Dr. H. Abdul Muis Ba’dulu, M.S dan Herman, S.Ag., M.Pd., 2005: 48)  Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir. (http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/ kamis, 19 april 2012)  Ahli tata bahasa tradisional dalam buku Chaer (1994:240) berbicara seputar pengertian kalimat bahwa , “kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.” Dalam tulisan latin, kalimat adalah sebuah kata atau sekumpulan kata yang diawali huruf capital diakhiri intonansi final tanda titik (.), tanda Tanya(?), dan tanda seru (!) termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma, tanda pisah (-), tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan pikiran secara utuh.  Pengertian kalimat secara singkat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Sedangkan pengertian kalimat menurut linguistik adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, memiliki pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. (http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.definisi/pengertian-kalimat.html, kamis, 19 april 2012)  Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.  Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. (http://www.scribd.com/doc/29136527/Pengertian-Kalimat-Dan-Unsur-Kalimat , kamis, 19 april 201223.21)  Pengertian Kalimat adalah suatu bahasa kecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa tulis diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru dan tanda tanya. (http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-kalimat-definisi-kalimat/ kamis, 19 april 2012) 7. WACANA  Definisi wacana klasik yang diturunkan dari asumsi kaum formalis (dalam istilah Hyme “Struktural”) adalah bahwa wacana merupakan “bahasa di atas kalimat atau klausa” (Stubbs, 1983).  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), wacana adalah 1) ucapan, 2) kuliah.  Wacana secara umum adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. (Chaer, Abdul, 2007: 267)  Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2003: 41), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.  Wacana kadang kala diartikan sebagai sebuah individualisasi sekelompok pernyataan dan kadang kala diartikan sebagai praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan (Foucoult, 1972).  Pandangan lain mengenai wacana seperti yang dikemukakan Roger Fowler (1977) yang menyatakan bahwa wacana adalah komunikasi tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman. (Rosidi, Imron. 2009. Hakikat Wacana. (http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/hakikat-wacana-oleh-imron-rosidi-ketika.html, kamis, 19 april 2012)  Dalam pengertian linguistik, wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa. Oleh karena itu wacana sebagai kesatuan makna dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu.  Menurut Hawthorn (1992) wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.  Roger Fowler (1977) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang termasuk di dalamnya.  Foucault memandang wacana kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan, kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan kadang kala sebagai sebuah praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan.  J.S. Badudu (2000) yang memaparkan; wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan,yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata,disampaikan secara lisan dan tertulis.  Samsuri memberi penjelasan mengenai wacana, menurutnya; wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan. (-. 2011. Definisi Wacana Menurut Para Ahli. Wikiberita Net: Definisi%20Wacana%20Menurut%20Para%20Ahli.htm) DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Ba’dulu, Abdul Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta MORFEM, KATA, KLITIK, LEKSEM, FRASA, KALIMAT, WACANA DILIHAT DARI SEGI MAKNA 1. MORFEM Berdasarkan jenis semantiknya, morfem mempunyai makna leksikal dan gramatikal. Hal itu karena untuk jenis morfem bebas sudah memiliki makna dan bahkan memiliki makna referensial dan non referensil. Untuk makna gramatikal dari morfem akan terlihat jika morfem tersebut sudah berubah bentuk dan makna dasar. 2. KATA Berdasarkan jenis semantiknya, kata memiliki makna leksikal (makna kata), makna leksikal itu sendiri ada yang beracuan (referensial) yaitu kata-kata utama dan ada juga kata yang tidak beracuan (nonreferensial) yaitu kata-kata tugas. Kata yang memiliki makna nonreferensial berkaitan dengan fungsi gramatikal sebagai penghubung kata-kata yang bermakna referensial. 3. KLITIK Klitik merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri namun memeiliki makna leksikal. Hal itu karena sebelum klitik melekat pada kata lain, klitik sudah mempunyai makna. 4. LEKSEM Leksem merupakan satuan leksikal yang bersifat abstrak, yang merupakan abstraksi dari sejumlah kata yang bentuk gramatikalnya berbeda, tetapi makna leksikalnya sama. 5. FRASA Frasa merupakan perkumpulan satu kata atau lebih yang membentuk makna baru. Karena frasa terbentuk dari kata, maka frasa memiliki makna leksikal. Dilihat dari segi ada tidaknya referensial, frasa memiliki makna referensial dan nonreferensial. Hal itu karena frasa ada yang berbentuk nyata dan ada yang abstrak. Beberapa frasa juga memiliki makna konotatif dan denotatif yang menggambarkan makna lugas dan makan kias. 6. KALIMAT Kalimat merupakan satuan gramatikal yang memiliki makna yang utuh karena dibentuk dari banyak kata dan frase. 7. WACANA Wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi yang memiliki makna yang komplek karena terbentuk dari kalimat-kalimat yang terdiri atas banyak kata yang memiliki banyak makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar