Jumat, 05 Juli 2013

FEATURE PERISTIWA


Tahlilku Ajangku
oleh: Gigih WW

Jumat (14/6) ibu-ibu muslimat dan adik-adik fatayat berbondong-bondong menuju rumah Mbah Saman yang terletak di Desa Wirun RT 5 RW 1, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati.  Kedatangan  para jamaah itu untuk mengikuti acara tahlil 7 hari kematian Mbah Warni istri Mbah Saman. Gelapnya langit karena mendung tak menyurutkan antusias para ibu untuk menghadiri acara yang biasa dilaksanakan kala ada warga yang meninggal.

Sesuai kesepakatan sebelumnya, tahlil akan dimulai pukul 16.00. Namun, pada kenyataannya kata sepakat yang diucapkan kemarin tidak menampakkan hasil. Para jamaah belum juga berkumpul sesuai waktu yang disepakati. Baru pukul 16.15 datanglah kelompok demi kelompok ibu-ibu maupun anak-anak muda silih berganti bagaikan halah bihalan di hari raya.

Ibarat acara fashion show yang diadakan oleh desainer ternama, para jamaah tua maupun muda yang datang menggunakan beraneka ragam bentuk dan model jilbab serta baju yang menarik perhatian bola mata. Tidak hanya bentuk dan modelnya saja yang menarik, namun juga warnanya yang beraneka ragam. Jika dilihat dari tampilan dan uniknya penataan jilbab layaknya bintang iklan, waktu yang dibutuhkan untuk memakai jilbab akan lebih banyak dibandingkan dengan waktu untuk pembacaan rangkaian ayat tahlil. Walaupun begitu, mereka tidak merasa eman melakukannya.

“Walaupun acaranya hanya sebentar, saya tidak merasa rugi berdandan seperti ini. Justru saya merasa senang,” ujar Ibu Sri salah seorang jamaah yang berpenampilan menarik dengan tertawa santai.

Bertemunya jamaah dari seluruh ujung desa membuat suasana di kediaman Mbah Saman menjadi makin ramai. Keramaian itu terlihat dari banyaknya jumlah orang dan berisiknya perbincangan yang beragam topik dari tiap-tiap kelompok.

Lantunan suara yang bersahut-sahutan bagaikan bunyi takbir saat menyambut idul fitri tidak menjadi hambatan bagi  Ibu Dari (47) untuk menjalankan tugasnya. Dengan teliti ia membagikan kudapan pada setiap jamaah yang memasuki ruangan. Semua jamaah yang hadir mendapatkan kudapan yang sama tanpa terkecuali. Kegiatan pembagian kudapan memang sudah menjadi komponen wajib dalam acara tahlilan di desa itu.

“ Ayo yang urut biar semua dapat jajan,” ucap Ibu Dari dengan raut muka yang datar.

Setelah berpuluh-puluh jamaah yang datang dan mendapatkan kudapan, kini datanglah seorang nenek-nenek bersama rekan sekompleksnya. Wanita tua itu bernama Ngasemi (73). Seperti yang lainnya, rombongan Mbah Ngasemi mendapatkan kudapan satu per satu. Namun, keanehan mulai terlihat karena Mbah Ngasemi tidak diberi kudapan oleh Ibu Dari. Bukan tanpa alasan Ibu Dari melakukan itu. Hal itu terbukti dari banyak mulut yang bicara dan mengeluarkan argumen perihal kejadian itu.  Kiranya ada perseteruan antara kedua kaum hawa itu. Hal itu sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat setempat.

Neng-nengane kok nganti koyo ngono ya. Wis gede daplok barang,” sahut Ibu Sarmi tetangga kedua belah pihak.

Tanpa bungkusan plastik hitam di tangannya, Mbah Ngasemi tetap memasuki ruang tahlil dengan gaya berjalannya yang sedikit membungkuk. Rona wajahnya terlihat biasa saja seperti tak terjadi apa-apa.  Bibirnya yang hitam pucat tetap tersenyum sambil menyalami jamaah yang sudah lebih dulu datang.  Untuk yang kesekian kalinya ia menjabat tangan banyak orang, tibalah ia berjabatan dengan Mbah Gainah. Tanpa ada perintah dari komandan seperti halnya dalam paskibra, Mbah Gainah menarik tangan Mbah Ngasemi untuk duduk di sebelahnya.

Aku ora diwenehi jajan yo lah. Ora  gumun aku. Wong nom kok ra ngenomi,” ujar Mbah Ngasemi tiba-tiba setelah ia duduk.

Mendengar gerutuan teman sebelahnya, Mbah Gainah langsung berdiri dan berjalan menuju tempat pembagian kudapan. Diambilnya sebungkus kudapan kemudian diberikan pada teman sejawatnya itu. Mendaratnya plastik hitam berisi makanan di pangkuan Mbah Ngasemi mengakhiri ocehan jamaah lainnya.

Setelah molor 30 menit dari waktu yang telah disepakati, akhirnya tahlil pun dimulai. Dengan dipimpin oleh seorang ustazah, para jamaah antusias mengalunkan ayat demi ayat tahlil. Semua bibir bergerak melantunkan tahlil dengan mimic yang serius layaknya orang berdoa . Lantunan ayat tahlil dari awal sampai akhir berjalan lancar walaupun tanpa buku pegangan. Ini membuktikan bahwa acara ini rutin dilaksanakan hingga membuat mereka lancar.

Pembacaan doa oleh pemimpin tahlil diikuti nyanyian sholawat oleh semua jamaah yang hadir menjadi antiklimaks dari acara itu. Kalimat sholawat terakhir menjadi aba-aba  untuk jamaah agar berdiri dan pulang ke kediaman masing-masing. Seperti halnya saat mereka datang, pulangnya pun mereka berbondong-bondong dan berebut salaman bagaikan kerumunan orang saat berebut barang diskon toko atau swalayan. 

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    BalasHapus